Kemenkes Kirim 23.000 Masker ke Natuna

Administrator - Rabu, 05 Februari 2020 - 11:11:18 wib
Kemenkes Kirim 23.000 Masker ke Natuna
Warga Negara Indonesi (WNI) yang dikarantina di Natuna membutuhkan logistik selama masa karantina.bsc pict

RADARRIAUNET.COM: Kementerian Kesehatan dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengirimkan 23 ribu masker ke Natuna. Pulau itu menjadi tempat observasi warga negara Indonesia (WNI) yang dievakuasi dari lokasi wabah virus corona di Wuhan, Provinsi Hubei, China.

"Kemenkes telah mengirimkan 23 ribu masker melalui BNPB, 300 botol hand sanitizer, serta 24 botol dettol cair," ujar Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kemenkes, Widyawati, dikutip CNN Indonesia di Jakarta, Selasa (4/2).

Dirjen Pencegahan dan Pengenalian Penyakit (P2P), Anung Sugihantono yang berada di Natuna untuk memimpin proses evaluasi harian kesehatan warga dari Wuhan tersebut mengatakan kondisi di sana sudah kembali seperti semula.

Sebelumnya, warga Natuna diketahui melakukan aksi menolak kawasan mereka jadi tempat karantina WNI yang dievakuasi dari Wuhan.

"Warga sekitar sudah kembali melakukan aktivitas seperti biasa, anak-anak juga mulai sekolah, tidak ada toko-toko yang tutup karena takut terinfeksi," klaim Anung kepada wartawan dalam konferensi pers lewat sambungan telepon di Kemenkes.

Anung mengatakan kemenkes akan siap siaga di Natuna selama masa observasi dua pekan. Pihaknya juga telah mengonfirmasi sejauh ini tidak ada hasil uji lab yang menyatakan positif corona di Indonesia.

"Kami akan berkantor di Natuna, jadi selama 14 hari akan terus memantau masa observasi. Sejauh ini hingga tanggal 4 Februari, belum ada hasil uji lab yang menunjukkan positif corona," ujarnya.

Masa observasi WNI di Natuna telah berlangsung selama 2 hari. Observasi direncanakan akan berlangsung selama dua pekan.

"Untuk mendeteksi corona virus di Indonesia sudah ada, kami sudah punya alatnya, untuk mendeteksinya bisa, Reagen untuk mempercepat hasil uji lab juga sudah ada," ujar Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Wiendra Waworuntu.

Wiendra mengatakan alat tersebut hanya ada di Litbangkes dan sudah distandarisasi badan kesehatan PBB, WHO. "Reagen ada di Litbangkes dan sudah mendapat standarisasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)," kata dia.

Ketua MPR Minta Warga Natuna Tenang

Terpisah, Ketua MPR Bambang Soesatyo (Bamsoet) meminta warga Natuna tak menolak kehadiran 238 WNI yang dievakuasi dari Provinsi Hubei, China untuk dikarantina di wilayah tersebut.

"Saya mengimbau bahwa yang datang ke Natuna adalah saudara-saudara kita sendiri, warga negara Indonesia dan tak sepatutnya sesama saudara saling menolak. Apalagi yang datang itu bukan dalan keadaan sakit," kata Bamsoet di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Selasa (4/2).

Dari 245 WNI di Wuhan, hanya 238 yang bisa dievakuasi. Tiga tidak lolos pemeriksaan dan empat lainnya ingin tetap di Wuhan dengan alasan lebih nyaman. "Intinya mereka [yang dievakuasi] sehat karena beberapa ada yang tak bisa berangkat karena diindikasikan tertular, jadi yang datang [ke Indonesia] itu yang sehat," kata Bamsoet.

Diketahui, gelombang penolakan warga Natuna terhadap kebijakan pemerintah menggunakan fasilitas militer di sana sebagai lokasi karantina makin membesar belakangan ini. Fasilitas itu digunakan untuk mengarantina 238 WNI yang baru dievakuasi dari Hubei, China, karena wabah virus novel corona (2019-nCov).

Bupati Natuna, Abdul Hamid Rizal menyebut aksi warganya menggelar unjuk rasa menolak karantina 238 WNI dari Wuhan, karena belum terlalu paham. Abdul mengatakan warga Natuna cemas dari karantina itu bisa menularkan virus corona.

Abdul mengatakan warga Natuna menyaksikan betapa menakutkannya penyebaran virus corona lewat media massa.

 

RR/cnni/zet