Godaan Bunga Investasi Tinggi Fintech Pinjaman dan Risikonya

Administrator - Ahad, 11 November 2018 - 00:01:53 wib
Godaan Bunga Investasi Tinggi Fintech Pinjaman dan Risikonya
Ilustrasi pinjaman. REUTERS/Edgar Su/Cnni

Jakarta: Tingginya bunga pinjaman perusahaan teknologi finansial pinjam meminjam (fintech peer to peer lending) tak terlepas dari bunga investasi tinggi yang mereka tawarkan.

Berdasarkan data yang dihimpun CNNIndonesia.com, rata-rata perusahaan fintech pinjaman kini menawarkan bunga pendanaan kepada investor ritel di atas 14 persen per tahun. Bunga ini tentu jauh di atas rerata bunga deposito perbankan yang kini hanya berada di kisaran 5 persen.

Investree misalnya, menawarkan bunga pendanaan berkisar antara 14 persen hingga 20 persen per tahun. Adapun jangka waktu peminjaman mulai dari 30 hari hingga 180 hari.

Lalu DanaRupiah menawarkan bunga investasi 14 persen per tahun dengan jangka waktu pinjaman terbagi antara 7 hari, 14 hari, 21 hari. KoinWorks menawarkan bunga investasi mulai 15 persen hingga 38 persen per tahun. Kemudian Modalku dengan tawaran bunga investasi 10 persen hingga 20 persen per tahun dan jangka waktu 1-24 bulan.

Head of Public Relations and Marketing Offline Modalku Ariani R Hadioetomo menjelaskan tawaran bunga yang diberikan pihaknya sesuai dengan risiko investasi. Meski memberikan tawaran hingga 20 persen per tahun, rata-rata tingkat pengembalian yang didapat investor mencapai 10-14 persen.

"Tergantung pilihan dari masing-masing pemberi pinjaman bisa mendapatkan tingkat pengembalian hingga 20 persen. Pemberi pinjaman dapat mendanai pinjaman UMKM yang sudah diseleksi oleh Modalku," ujar Ariani kepada CNNIndonesia.com, dikutip Minggu (10/11).

Menurut Ariani, profil investor Modalku bervariasi. Namun, 70 persen di antaranya merupakan generasi milenial. Profesinya pun beragam, mulai dari pengusaha hingga mahasiswa.

"Investasi kami sekarang bisa di mulai dari Rp100 ribu. Saat ini pemberi pinjaman kami yang terdaftar di Indonesia, Singapura, dan Malaysia sekitar 95 ribu. Sekitar 62 ribu di antaranya di Indonesia," jelas dia.

Ariani mengkalim tingkat gagal bayar peminjam di Modalku pun terbilang rendah, yakni hanya mencapai 1 persen. Sementara tingkat penyaluran pinjaman hingga kini sudah mencapai Rp1,6 triliun.

Sementara itu, CEO Investree Adrian Gunadi juga mengaku 90 persen pendanaan perusahaannya berasal dari investor ritel. Adapun mayoritas investor ritelnya merupakan segmen milenial.

"Komposisi kami saat ini retail dan institusi di angka 90 persen -10 persen. Total pinjaman sudah mencapai Rp1,5 triliun," terangnya.

Berbeda dengan perbankan yang menelan risiko atas pinjaman yang disalurkan, perusahaan fintech pinjaman hanya mempertemukan investor selaku pemberi pinjaman dengan penerima pinjaman dana. Nantinya, pemberi pinjaman mengalirkan sejumlah dana dalam jangka waktu tertentu kepada peminjam yang akan menggunakan dana. Risiko atas penyaluran pinjaman ditanggung sepenuhnya oleh investor.

Selain itu, Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso sebelumnya pernah menjelaskan lembaganya saat ini tak mengawasi kinerja fintech dalam mengelola keuangan. OJK hanya mengawasi dari sisi perlindungan konsumen. Untuk itu, masyarakat yang perlu waspada terhadap risiko saat berinvestasi pada platform pinjaman.

Berinvestasi atau menempatkan dana di fintech, menurut Wimboh, ibarat menaruh dana di saham. Risiko kehilangan dana sepenuhnya ditanggung oleh pemilik dana.

aud/agi/cnni