RADARRIAUNET.COM - Bentrok masyarakat Selapatpanjang dengan polisi mulai berimbas pada ketakutan. Para pemilik toko di Kota Sagu tersebut memilih menutup tempat usahanya lebih awal. Sepertinya mereka khawatir bentrok antara warga dengan polisi pecah menjadi kerusuhan massa yang tak terkendali.
Dari pantauan awak media, sejak lepas tengah hari para pemilik toko yang umumnya masyarakat Thionghoa mulai menutup toko mereka. Kondisi paling sepi dari kegiatan usaha dan nyaris lumpuh di kawasan sekitar Mapolres Meranti di Jalan Pembangunan. Seluruh toko ditutup rapat, mengingat kawasan tersebut merupakan titik konsentrasi masyarakat yang marah.
Akibat dari situasi tersebut, masyarakat kesulitan mendapatkan kebutuhan. Beberapa warga yang ingin membeli rokok tak menemukan toko maupun kedai yang buka di sekitar Mapolres Meranti.
Dari pantauan awak media, meskipun mulai kondusif namun kesan mencekam belum sepenuhnya sirnah. Sebagian masyarakat masih merasa khawatir terusuhan kembali terjadi. Karena itu, suasana kota lebih sepi dari malam-malam sebelumnya. Terlebih hampir semua toko tak buka lagi sejak ditutup lebih cepat dari biasa.
Untuk menghindari serangan warga susulan, Jalan Pembangunan yang merupakan akses menuju Mapolres ditutup polisi. Personil Polres Meranti dibantu 2 SST Brimob Polda Riau yang tiba sektiar pukul 17.00 WIB melakukan pengamanan berlapis.
Situasi kondusif ini juga tak lepas dari adanya kesepakatan antara kepolisian dan tokoh masyarakat Selatpanjang mengenai pembebasan empat warga. Semula dalam akasi penyerang ke Mapolres, polisi menahan empat warga, namun demi meredakan emosi warga, keempatnya lalu dibebaskan.
teu/rtc/radarriaunet.com