RADARRIAUNET.COM - Hepatitis termasuk salah satu penyakit paling mematikan di dunia, yang boleh dibilang lebih menakutkan dibanding HIV/AIDS, tuberkulosis, dan malaria.
Pasalnya, si pengidap kerap kali tidak menyadari dirinya terjangkit hepatitis lantaran gejalanya memang sulit terlihat. Demikian diungkapkan oleh Prof. David Hadojo Mujono, di Cikini, Jakarta Pusat, pada Selasa (9/8).
Lebih jauh David menyatakan, "Hepatitis tidak bisa diketahui, karena awalnya tanpa gejala. Memang tidak ada keluhan."
Maka satu-satunya proses yang bisa dijalani untuk mengetahui kejangkitan virus hepatitis adalah dengan melakukan pengecekan darah atau USG untuk melihat adanya tumor hati.
Sayangnya, proses pendeteksian hepatitis dini tersebut masih harus dilakukan berdasarkan inisiatif pribadi, lantaran saat ini pemerintah belum mampu menyediakan pengecekan gratis di Posyandu maupun di unit kesehatan di sekolah.
Jika pun sudah terdiagnosa menderita hepatitis, penderita harus menjalani proses yang panjang untuk mencegah virus tersebut menjadi semakin parah. Tentu saja, hal yang paling mungkin dilakukan saat ini adalah menghindari faktor-faktor penyebab yang bisa mengundang virus hepatitis, seperti menjaga kebersihan.
Selain faktor kebersihan, hepatitis juga bisa menular melalui darah. Apabila darah dari orang yang terkena hepatitis masuk ke dalam tubuh orang non-hepatitis, maka hal tersebut bisa menularkan virus hepatitis. Penyebab lain yang tak banyak diketahui orang adalah virus yang tersebar melalui air liur.
"Dalam ludah itu memang ada virus, tapi dalam jumlah kecil," ujar dr. Irsan Hasan. Namun, perlu diperhatikan bahwa penularan melalui air liur tersebut terjadi jika penderita hepatitis 'bertukar' air liur dengan non penderita, semisal berciuman. Hal ini terjadi akibat air liur pasangan bertukar di dalam mulut, sehingga virus di air liur juga berpindah.
Faktor lainnya adalah penggunaan jarum yang berganti-gantian, semisal jarum suntik, jarum untuk menato, juga untuk menindik.
Untuk itu, sebagaimana diungkapkan dr. Irsan Hasan, jika seseorang bekerja di tempat yang rentan dengan tusukan jarum ataupun darah, maka tempat kerja tersebut harus menyediakan fasilitas untuk pengecekan hepatitis dan vaksinasi.
"Kalau suatu saat dia [pekerja] tertusuk dan tidak ada fasilitas itu, berarti dia bisa nuntut. Sayangnya, di Indonesia belum ada," paparnya.
Hal lain yang perlu diperhatikan: virus hepatitis tidak menular hanya melalui sentuhan ataupun keringat.
cnn/fn/radarriaunet.com