RADARRIAUNET.COM - PT. Pertamina (Persero) telah mengirimkan surat kepada Saudi Aramco guna memastikan keseriusan perusahaan migas asal Arab Saudi itu untuk menggarap bersama proyek perbaikan dan perluasan kilang di Dumai dan Balongan.
Direktur Pengolahan Pertamina, Rachmad Hardadi mengatakan, sejauh ini surat tersebut belum dibalas oleh Saudi Aramco. Ia berharap realisasi ini bisa dijalankan, agar proyek sesuai dengan jadwal, yaitu tahun 2023.
"Kami sudah bertanya dalam surat tersebut, mereka (Saudi Aramco) serius apa tidak untuk RDMP (Refinery Development Master Plan) Dumai dan Balongan? Karena kami inginnya kan cepat-cepat ya," jelas Rachmad ditemui di Gedung Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Kamis malam (4/8).
Selain untuk mempercepat proyek, kata Rachmad, komitmen ini kembali dipertanyakan karena jangka waktu nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) antara dua perusahaan milik negara itu akan kadaluarsa pada November 2016. Karenanya, Pertamina benar-benar mengharapkan konfirmasi dari Saudi Aramco.
"Apalagi ini kan sudah perpanjangan MoU. Yang pertama kan expired hingga November 2015, dan kini kami perpanjang sampai November 2016. Ya sudah, kami tanyakan kembali," katanya.
Saudi Aramco sebelumnya telah sepakat bermitra dengan Pertamina untuk proyek RDMP di kilang Dumai, Balongan, dan Cilacap. Proyek RDMP Cilacap yang memakan dana US$5 miliar, kini sudah memasuki tahap penunjukkan kontraktor konstruksi. Selain itu, perusahaan patungan antara Pertamina dan Saudi Aramco untuk proyek RDMP Cilacap diharapkan bisa selesai di tahun ini.
Ketiga proyek tersebut merupakan bagian dari penambahan kapasitas kilang Pertamina dari posisi saat ini 1,043 juta barel per hari (bph) menjadi 2 juta barel bph pada 2023. Selain Dumai, Balongan, dan Cilacap, perusahaan juga melakukan RDMP bagi kilang Balikpapan yang dikerjakan secara swadaya, dan juga membangun kilang baru di Bontang dan Tuban.
cnn/fn/radarriaunet.com