Jakarta (RRN) - Wapres Jusuf Kalla memperingatkan Menko Kemaritiman Rizal Ramli yang mengkritik sejumlah program pemerintah. Peringatan tersebut cukup keras dan terang benderang meminta Rizal Ramli memahami persoalan sebelum melontarkan pernyataan.
Baru beberapa hari dilantik Rizal Ramli sudah melontarkan pernyataan keras. Pertama soal rencana pembelian pesawat untuk Garuda Indonesia. Kedua, soal program besar pemerintah membangun pembangkit listrik 30 ribu megawatt.
Berikut wawancara lengkap dengan Jusuf Kalla seputar kontroversi Rizal Ramli seusai berpidato di Hari Konstitusi di gedung MPR/DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (18/8/2015):
Proyek pembangkit listrik 30 ribu megawatt dikritik Rizal Ramli, bagaimana Pak JK?
Ya setiap kali dievaluasi, tapi begini tentu sebagai menteri harus pelajari dulu sebelum berkomentar. Memang tidak masuk akal, tapi menteri harus banyak akalnya. Kalau kurang akal pasti tidak paham itu memang. Itu kalau mau 50 ribu megawatt pun bisa dibuat. Itu kebutuhan. Namanya listrik itu prasarana, artinya sebelum kita membangun, prasarana itu harus ada. Sebelum industri bangun, listriknya harus sudah ada, sebelum industri bangun listriknya dilebihkan, jangan pas-pasan, harus dilebihkan, semua negara begitu.
Itu disebut proyek ambisius Bapak yang belum tercapai?
Oh malah kalau begitu mengurangi kewibawaan Presiden. Karena yang resmikan kan Presiden, bukan saya. Policy pemerintah, Pak Jokowi yang meresmikannya, berarti memandang kurang pantas Pak Jokowi kalau gitu kan.
Belum lama dilantik Rizal Ramli sudah jadi kontroversi, bagaimana tanggapan Pak JK? Ya tentu semuanya menteri itu harus paham dulu baru bicara, jangan bicara tanpa paham persoalan, itu berbahaya.
Mengenai kritik pembelian pesawat Airbus untuk Garuda bagaimana, Pak?
Itu sudah ditegur oleh Presiden, makanya paham dulu. Tidak pernah beli, baru penandatanganan letter of intent, saya berminat, bukan kesepakatan jual beli.
Tetap akan dilaksanakan atau bagaimana?
Sesuai keadaan, ya namanya minat. (teu/dtc)