MENGHADAPI era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) akhir tahun 2015, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau akan mengepakkan sayap pada sektor pariwisata berbasis budaya. "Riau sudah terkenal berkat sektor migas dan perkebunan. Kita perlu membuat terobosan baru dalam menghadapi MEA ini," ungkap Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman, beberapa waktu lalu.
Terobosan baru yang dirasa tepat ketika ditengah-tengah MEA ialah dengan mengangkat nama Riau melalui wisata berbasis budaya. Hal ini dikarenakan MEA akan diwarnai puluhan juta masyarakat Asean yang akan berpariwisata, baik itu berbasis olahraga maupun budaya. "Kita akan ambil peluang di sektor wisata berbasis budaya. Salah satunya kita punya Istana Siak," katanya.
Menurut Plt Gubri yang akrab disapa Andi Rachman ini, Riau memiliki potensi besar dalam bidang pariwisata, hanya saja untuk mengangkatnya perlu gencar dilakukan pemasaran. Masih banyak wisata-wisata Riau yang belum dikenal masyarakat luas karena kurangnya promosi.
"Kita harus optimis. Wisata kita tidak kalah dengan negara lainnya. Riau memiliki keunggulan di sektor pariwisata berbasis kebudayaan. Kita hanya perlu memasarkannya," ucap.
Dia menyebutkan, Pemprov Riau saat ini mulai gencar mempromosikan pariwisata di Riau Dengan konsep wisata berbasis budaya. Andi optimis, dengan banyaknya lokasi tujuan wisata yang ada di Riau, maka pariwisata Riau akan maju dan berkembang.
Selain itu banyak wisata unik dan purbakala yang ada di Riau. Bahkan wisata Bono yang ada di Teluk Meranti merupakan seven ghosts di dunia yang menjadi tujuan surfing turis asing. Kita optimis pariwisata di Riau yang belum diangkat akan terus kita terus melakukan promosi.
Untuk mendorong usaha-usaha pengembangan sektor wisata yang berpotensi ini tentu membutuhkan rincian, keseriusan dan konsep dari pemerintah daerah.
"Kita harus optimis. Wisata kita tidak kalah dengan negara lainnya. Riau memiliki keunggulan di sektor pariwisata berbasis kebudayaan. Kita hanya perlu memasarkannya," pungkasnya.
Wisata Budaya Riau Mulai Mendunia
KEMENTRIAN Pariwisata RI telah melakukan penilaian dan memetakan kekuatan sektori wisata seluruh provinsi di Indonesia. Didapat, dari 16 Provinsi yang dijadikan panduan, ternyata Provinsi Riau masuk salah satunya.
Lantas, di peringkat berapa Riau berada? Sekretaris Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Kementerian Pariwisata RI, Mumus Muslim dalam data yang diekposnya, Riau menempati posisi 13.
Posisi tersebut dianggap wajar melihat Riau baru saja berbenah dan mulai fokus menggarap potensi wisata-wisata dibanding daerah-daerah yang sudah lebih dulu 'menjual' diri.
"Riau berada di peringkat 13. Mohon dikoreksi jika salah, tetapi ketertinggalan ini harus digesa," kata Mumus.
Jawa Barat, Jawa Timur dan Jawa Tengah masih menjadi favorit tujuan wisata Tanah Air. Kemudian disusul Jakarta, Sumatera Utara, Yogyakarta dan Sulawesi Selatan. Sementara Bali sendiri menempati posisi kedelapan.
Baru disusul Banten, Lampung, Sumatera Barat, Sumatera Selatan. Kemudian Riau di posisi ke-13 disusul Kalimantan Selatan, Nusa Tenggara Timur dan terakhir Nanggroe Aceh Darussalam. Mumus menyebutkan, berdasarkan laporan yang diberikan Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) Riau, potensi wisata Riau sangat menarik untuk dikembangkan. Karena hampir seluruh kategori wisata ada di sini
Terobosan baru yang dirasa tepat ketika di tengah-tengah MEA ialah dengan mengangkat nama Riau melalui wisata berbasis budaya. Hal ini dikarenakan MEA akan diwarnai puluhan juta masyarakat Asean yang akan berpariwisata, baik itu berbasis olahraga maupun budaya.
"Kita akan ambil peluang di sektor wisata berbasis budaya. Salah satunya kita punya Istana Siak," kata Plt Gubri. (adv)