RADAR HEALTH - Gula darah yang turun secara drastis dapat menyebabkan bahaya bagi pasien diabetes. Risikonya, pasien mengalami koma hingga komplikasi penyakit jantung.
Dikatakan Prof Achmad Rudijanto, SpPD-KEMD, Ketua Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (Perkeni), gula darah rendah atau hipoglikemia memiliki bahaya yang signifikan. Dalam jangka pendek, hipoglikemia dapat menyebabkan seseorang kehilangan kesadaran.
"Kalau glukosa rendah kesadaran bisa hilang. Dalam kasus akut, artinya terjadi kemarahan secara tiba-tiba, pasien bisa koma," tutur Prof Rudi.
"Sementara untuk jangka panjang, komplikasinya ada di pembuluh darah dan jantung. Sehingga risiko pasien diabetes mengalami serangan jantung akan meningkat," papar Prof Rudi, ditemui usai konferensi pers Simposium Nasional Hari Diabetes Sedunia di Hotel Mandarin Oriental, Jl Sudirman, Jakarta Pusat, Sabtu (14/11/2015).
Dijelaskan Prof Rudi, berdasarkan penelitian terbaru ada sekitar 20-30 persen pasien diabetes yang mengalami hipoglikemia. Sayangnya, hanya 30 persen di antara mereka yang mengkhawatirkan kondisi ini. Sisanya menganggap hipoglikemia bukanlah kondisi berat dan tidak mengancam nyawa.
"Ini yang salah. Ketika hipoglikemia orang biasanya nambah makan, sementara dosis obat tetap. Nanti ketemu dokter ternyata gulanya tinggi padahal habis makan. Dosis obat dinaikkan, akhirnya hipoglikemia lagi. Terus saja seperti itu," tambahnya.
Hipoglikemia terjadi ketika glukosa di dalam rendah sementara produksi insulin meningkat. Hal ini membuat tidak adanya proses metabolisme yang menghasilkan energi sehingga pasien mengalami rasa lelah, lemas dan kehilangan kesadaran.
Gejala umum yang muncul pada hipoglikemia adalah rasa lapar, lemas dan jantung berdebar. Gejala ini muncul pada kasus hipoglikemia ringan dan bisa ditangani dengan mengonsumsi karbohidrat.
Sementara untuk hipoglikemia berat, gejala umum yang muncul adalah rasa ngantuk yang amat berat. Jika ini terjadi, pasien wajib mengonsumsi karbohidrat dan disarankan untuk menemui dokter.
(mrs/lll/fn)