BANGKINANG KOTA (RRN) - Hasil pemantauan langsung terhadap posko kesehatan pengobatan gratis bagi korban kabut asap di Puskesmas Kuok dan Salo ditemukan peralatan yang masih kurang memadai seperti tabung oksigen dalam kondisi kosong.
Selain itu, ruang Kepala Puskesmas yang sedianya digunakan untuk evakuasi balita, anak - anak dan ibu hamil ternyata hanya bohong belaka saja.
Seperti dalam pantauan pertama di Puskesmas Kuok ditemukan ruang Kepala Puskesmas Kuok dr Siti Valiani dalam kondisi kosong dan tidak ada perlengkapan sama sekali.
Sementara itu, tabung oksigen yang berada ruang rawat inap bagian belakang Puskesmas Kuok dalam kondisi kosong baik tabung besar maupun kecil.
Oksigen yang masih standby hanya satu tabung berada di ruang IGD milik Puskesmas Kuok dan oksigen Charger yang bisa digunakan untuk dua orang.
Usia meninjau di Puskesmas Kuok, kemudian Agus Candra melanjutkan ke Posko Penanggulangan Kabupaten Kampar di Balai Pendopo Bupati Kampar, Jalan Prof HM Yamin SH, Bangkinang Kota.
Agus kala itu ditemani Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Kampar Diski langsung menyambangi posko dan berdialog dengan petugas kesehatan yang standby.
Kala meninjau posko di Balai Pendopo Bupati Kampar, Agus dan Diski menemukan satu tabung oksigen yang standby dan oksigen charger.
Bahkan alat untuk pemeriksa tensi hanya standby satu saja dan stetoskop tidak ada sama sekali tersedia di posko Balai Pendopo Bupati Kampar.
Tidak puas dengan apa yang dilihatnya, Agus Candra kembali meninjau langsung ke Puskesmas Salo dan ditemukan tabung oksigen standby satu unik yang kecil dan tabung besar. Sedangkan satu unit lagi masih berada di tempat pengisian dan belum diambil.
Dan yang paling menyakitkan dan miris mendengar pengakuan dari tenaga kesehatan yang standby bahwasanya dokter tidak berada di Puskesmas dan siap On Call.
Agus Candra usai meninjau puskesmas Salo, Ahad (25/10/2015) sore saat ditemui wartawan mengaku kesal dan miris karena pelayanan kesehatan bagi korban kabut asap hanya sekedar bohong belaka saja.
"Negara dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kampar tidak siap melayani masyarakat dalam rangka penanggulangan korban akibat kabut asap. Masa oksigen yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat dalam melayani korban akibat kabut asap, hanya satu dan dua tabung oksigen saja standby dan bisa digunakan selebihnya banyak kosong," tegasnya.
Selanjutnya, ditegaskan Agus, untuk di Balai Pendopo Bupati Kampar selain minim tabung oksigen dan tempat tidur juga tidak memadai."Pendopo itu tempatnya sangat reprentatif, petugas sudah bagus.Peralatan harus memadai dan dokter pun tidak boleh lagi On Call, ini adalah panggilan jiwa," lirihnya.
Menurut Agus, kalau begitu ini namanya cerita bohong - bohong saja. "Kalau begini Bupati tidak serius, seharusnya Bupati lebih serius lagi dalam evakuasi korban asap," kata Agus.
"Untuk itu, Bupati kita minta mengeluarkan interuksi yang jelas dalam penangganan korban akibat kabup asap ini. Apa itu instruksinya juga harus jelas," harapnya.
Disampaikan Agus, kabut asap ini sudah berlangsung selama 3 bulan lebih. Dan ini udara yang kita hirup udara sudah tidak sehat dan nyaman lagi. (Rif/fn)