SELATPANJANG (RRN) - Pasca meledaknya panel kubikel pembangkit, Rabu (16/9) lalu, PLN Rayon Selatpanjang mengakui bahwa pasokan daya listrik PLN Rayon Selatpanjang mengalami devisit sebesar 1 mega watt, dengan pasokan beban listrik hanya sebesar 9,2 mega watt dari pasokan awal sebesar 10,2 mega watt.
Kepala PLN Rayon Selatpanjang, Asmardi melalui Supervisor Keuangan, Teddy Hariadi kepada Meranti Ekspres (Dumaipos Grup), Senin (21/9), mengungkapkan, devisit pasokan listrik tersebut dikarenakan belum optimalnya 2 unit mesin pembangkit dan unit panel kubikel yang mengalami perbaikan.
“Pasca terbakarnya panel kubikel kemarin, pasokan listrik kita mengalami devisit sekitar 1 mega whatt. Untuk itu dilakukan pemadamanan secara bergiliran di Kota Selatpanjang dengan sistem 6-1,” sebut Teddy.
Dikatakan Teddy, PLN Rayon Selatpanjang terdapat 16 unit mesin pembakit, diantaranya 6 unit mesin sewa berkapasitas 4 mega watt milik PT Bangun Andalan Perkasa, 2 unit KHD mesin PLN Rayon selatpanjang dengan kapasitas 700 dan 500 kilo whatt, 4 unit mesin milik PT WIC dengan kapasitas 1 mega whatt per unit di area Gogok Darussalam, 4 unit mesin milik BAP dengan kapasitas 500 kilo what perunitnya. Sejumlah mesin tersebut diperuntukan khusus kepada pelanggaan diwilayah Kota Selatpanjang dan sekitarnya.
“Dari 16 unit mesin pembangkit tersebut, ada 2 pembangkit mengalami perbaikan yaitu 1 unit mesin sewa PT WIC dan 1 unit KHD PLN Selatpanjang dalam sepekan ini. Jatah pasokan listrik mengalami pengurangan dratis. Makanya kita lakukan pemadaman secara bergiliran,” kata Teddy.
Teddy menambahkan, terbakarnya unit panel kubikel pembangkit PLN Rayon Selaatpanjang juga menjadi salah satu penyebab adanya pemadaman secara bergiliran.
“Pengurangan beban untuk wilayah Kota Selatpanjang sebesar 1 mega watt. Maka semua wilayah jatah pasokan turun dratis dari sebelumnya,” sebut Teddy.
Sementara itu, penetuan titik pemadaman sendiri dilakukan oleh Areal Pelayanan Daerah Selatpanjang (APDS) untuk wilayah Kota Selatpanjang. “Yang memilih titik pemadaman adalah APDS. Jadinya kita tidak bisa berbuat apa-apa jika di titik pemadaman ada sejumlah pelayanan publik penting terhenti atau mengalami pemadaman,” ungkap Teddy.
Jangka waktu pemadaman sendiri, kata Teddy, untuk setiap titik wilayah pada dijadwalkan pada pukul 17.00 wib hingga pukul 24.00 wib. Setelah itu, akan dilakukan pemindahan titik pemadaman. “Pada pukul 17.00 sampai pukul 24.00 wib itu adalah waktu beban puncak mengalami kenaikan,” tutur Teddy
Sementara itu, menurut Teddy, perbaikan dua pembangkit dan panel kubikasi tersebut akan diupayakan semaksimal mungkin. “Kita akan mengupayakan sesegera mungkin untuk menormalisasikan kembali,” tegasnya. (eko)