DOHA (RR) - Kontroversi di balik terpilihnya Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022 tampaknya masih belum berakhir.
Setelah didera isu penyuapan, hingga kondisi cuaca panas ekstrem, negara itu juga tak lepas dari kritikan terkait kondisi tidak manusiawi para pekerja konstruksi.
Bahkan sebuah laporan dari Konfederasi Persatuan Dagang Internasional, Maret lalu, mengklaim sebanyak 1.200 pekerja telah kehilangan nyawa saat membangun stadion-stadion yang dipersiapkan untuk Piala Dunia 2022.
Tak hanya itu, sebuah situs Inggris, London Loves Business, juga mengunggah data yang menunjukkan tingginya tingkat kematian pekerja dalam pengerjaan konstruksi persiapan Piala Dunia Qatar, dibandingkan dengan pengerjaan konstruksi even olahraga lainnya, seperti Olimpiade di London.
Akan tetapi, sebuah email yang dikirimkan pihak Qatar kepada London Loves Business, menepis semua data tersebut dan mengklaim tidak ada satupun korban dalam persiapan Piala Dunia.
"Setelah lebih dari total lima juta jam-kerja (man-hours), tidak ada insiden fatal terkait proyek Piala Dunia. Tidak satu pun," tulis pihak Qatar kepada London Loves Business, seperti dilansir Mirror.
"Angka yang Anda gunakan merupakan tingkat kematian total para imigran India dan Nepal yang bekerja di Qatar, dikalikan dengan jarak tahun saat ini dengan Piala Dunia 2022. Sebuah kalkulasi yang mengasumsikan kematian setiap pekerja imigran di Qatar," tulis pihak Qatar.
"Untuk lebih jelasnya lagi, tidak ada kejadian fatal dalam proyek Piala Dunia di Qatar," jelasnya.
Pihak penyelenggara Piala Dunia 2022 di Qatar sendiri menegaskan akan terus melanjutkan persiapan sebagai tuan rumah gelaran sepak bola kelas dunia tersebut.
"Kami akan menepati janji untuk menyediakan fasilitas untuk Piala Dunia 2022 sesuai jadwal yang sebelumnya telah disepakati dengan pihak FIFA," ujar pihak penyelenggara, seperti dikutip dari Irish Examiner. (cnn/rr)