RADAR FEMALE - Ada kalanya di suatu titik kehidupan, ketika kita bertemu dengan seorang pria, kita merasa bahwa pria ini sesuai dengan afirmasi kita untuk dijadikan sebagai pasangan. Ia mempunyai minat, kegemaran, dan selera yang sama dengan kita.
Selalu menyenangkan saat berbicara dan menghabiskan waktu bersamanya. Saat berada dalam momen tersebut, biasanya kita berpikir dalam hati, “ Kurasa dialah orangnya, He’s the one for me.”
Menjalin hubungan dengan seorang pria yang sesuai dengan kriteria merupakan hal yang diimpikan oleh setiap perempuan. Sebagai perempuan, kita tidak dapat memungkiri rasa nyaman saat melakukan berbagai hal bersama pria yang sedang kita sukai. Namun apa jadinya jika pria yang kita taksir tersebut seolah tidak memiliki perasaan yang sama seperti yang kita rasakan?
Getting friendzoned atau terjebak dalam hubungan “sekadar teman” merupakan hal yang amat tidak mengenakkan bagi kita sebagai perempuan.
Di sini pria tersebut seolah tidak mempunyai perasaan yang lebih terhadap kita. Dimana perhatian dan ekspresi yang ia berikan tidak lebih dari sekadar teman biasa. Padahal kita menyukainya dan berharap lebih, bahwa ia bisa menjadi pasangan kita.
Situasi ini seringkali membuat kita menghadapi rasa yang tak menentu. Apakah kita harus agresif dalam merebut perhatiannya? Ataukah kita harus membiarkan semuanya mengalir dan membiarkan semua berjalan apa adanya?
Jujur pada diri sendiri
Di sini mengendalikan emosi adalah kunci utama dan hal pertama yang harus kita lakukan untuk menangani situasi ini. Pertama-tama, kita perlu jujur terhadap diri sendiri. Akuilah bahwa Anda memang menyukainya dalam hati. Dan hadapilah kenyataan bahwa mungkin Anda tak bisa berharap lebih.
Kemudian ungkapkanlah apa yang Anda rasakan tersebut pada sahabat atau orang terdekat Anda. Hal tersebut penting supaya apa yang Anda rasakan ini tidak menjadi beban yang Anda simpan sendiri.
Mantapkan niat
Kemudian, buatlah keputusan dalam menjalani hubungan ini. Mantapkanlah niat. Apakah Anda sungguh berniat ingin menjadi kekasihnya? Atau Anda lebih memilih merelakannya hanya sebagai teman? Jika Anda lebih memilih untuk merelakannya sebagai teman, maka jangan lagi berharap lebih.
Berpikirlah secara realistis, bahwa ia hanya sekadar teman dan akan akan menjadi teman. Yang perlu Anda sadari ialah, menjadi teman itu sama sekali bukanlah hal yang buruk. Menjalin relasi yang dan berkualitas tidak ditentukan oleh status hubungan itu sendiri. Tapi dari seberapa positif dan membangunnya relasi tersebut bagi diri kita.
Beri perhatian lebih
Jika Anda sungguh berniat ingin menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih dengannya, maka berilah perhatian lebih. Tunjukkanlah padanya bahwa Anda selalu ada di saat ia membutuhkan bantuan. Bahwa Anda ada bersamanya saat ia sedang mengalami kesulitan.
Cobalah untuk menunjukkan padanya bahwa Anda lebih dari yang selama ini ia pikirkan. Tunjukkan padanya bahwa Anda layak untuk mendampinginya sebagai seorang kekasih.
Namun jangan terlihat agresif. Setelah Anda memberi perhatian penuh padanya selama beberapa waktu, cobalah untuk menjauh dan menjaga jarak sejenak dengannya selama beberapa saat. Hal ini dapat memicu kerinduannya akan kehadiran Anda dan menyadari betapa berartinya kehadiran Anda bagi hidupnya.
Terlepas dari apapun niat Anda, dan apapun hasilnya nanti, percayalah bahwa jodoh tidak akan ke mana. Yang perlu Anda perhatikan, jangan berpersepsi negatif terhadap friendzone itu sendiri.
Karena teman bisa jadi lebih berarti dan memberi kenangan tersendiri yang bermakna bagi kehidupan kita.Just move on, dan yakinlah bahwa suatu saat nanti, Anda bisa mendapatkan orang yang tepat, yang mencintai Anda apa adanya, dan yang layak untuk menjadi kekasih Anda. (stv/fn)