TELUKKUANTAN (RRN) - Terhitung sejak pertengahan Agustus hingga sekarang, kasus Kebakaran Lahan dan Hutan (Karlahut) di Kuantan Singingi (Kuansing) meningkat tajam. Kondisi ini kian memperparah pencemaran udara akibat kabut asap dan harus menjadi perhatian seluruh stakeholder. Hal itu disampaikan Kapolres Kuansing, AKBP Edy Sumardi P, SIk dalam rapat pembentukan tim penanggulangan Karlahut di Kantor Bupati Kuansing, Rabu (16/9/2015) pagi. Rapat ini dipimpin langsung oleh Asisten II Setdakab Kuansing Indra Suandy dan dihadiri Kapolsek dan Camat se-Kuansing.
"Pada Mei, memang tidak ada titik api di Kuansing. Namun, kita memang terlambat dari lambat untuk membentuk tim penanggulan Karlahut. Seharusnya, kita tidak berpangku tangan sehingga muncul begitu banyak titik api di Kuansing," ujar Edy.
Untuk diketahui, pada bulan Juli terdapat empat titik api yang tersebar di Kecamatan Kuantan Mudik, Singingi Hilir dan Logas Tanah Darat (LTD). Setelah itu, pada Agustus titik api mencapai 13 dan hingga saat ini sudah ada sekitar 21 kasus Karlahut. "Kasus Karlahut ini mengantarkan Kuansing di posisi keempat terbanyak titik api," ujar Edy.
Dalam pertemuan ini, tim terpadu sepakat untuk membuat posko di daerah-daerah kategori rawan Karlahut. Edy juga meminta adanya peralatan pemadam kebakaran dari Pemkab Kuansing, sebab lokasi kebakaran sangat jauh dari sumber air. "Kita inginnya, tim ini bekerja secara bersama-sama, jangan ada hanya pihak TNI dan Polri saja. Tapi unsur pemerintahan juga ikut, supaya sama-sama merasakan susahnya memadamkan api," tutur Edy. Sebab, persoalan Karlahut bukan hanya tanggungjawab Polri dan TNI, tapi seluruh masyarakat Kuansing. (hum)