RADARRIAUNET.COM: Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan, perlu adanya pendekatan khusus untuk menyelesaikan investasi mangkrak.
Pasalnya, pendekatan regulasi dikatakan tidak akan cukup untuk digunakan dalam menyelesaikan investasi yang tersendat tersebut.
Bahlil mencontohkan setelah dirinya ditunjuk menjadi Kepala BKPM oleh Presiden Joko Widodo, dia berhasil menurunkan investasi mangkrak sebesar Rp708 triliun dalam kurun waktu 3,5 bulan dan hingga saat ini hanya menyisakan Rp200 triliun.
"Apa yg terjadi? menyelesaikan investasi tidak cukup dengan pendekatan regulasi, tapi juga butuh pendekatan pendekatan lapangan," ungkap Bahlil di kantor BKPM, Jakarta, disitat dari Medua Indonesia, Senin (17/2/2020).
Mantan Ketua Umum Hipmi ini menambahkan, lapangan tidak dapat diintervensi dengan regulasi. Menurutnya, penyelesaian persoalan di lapangan memiliki 'hantu' dan diperlukan orang-orang yang bisa membasmi 'hantu'.
"Yang bisa menyelesaikan hantu ini hanya orang yang pernah belajar hantu atau pernah jadi hantu, dan saya kebetulan bersyukur pernah menjadi sebagian daripada hantu dan belajar hantu itu, jadi saya tahu betul cara menyelesaikan," lanjutnya.
Lebih lanjut, Bahlil menyampaikan beberapa contoh konkrit penyelesaian investasi mangkrak yang ada di Indonesia, diantaranya ialah investasi Lotte, Tanjung Jati dan Hyundai.
"Contoh konkrit Lotte, Lotte itu investasi 4,2 bilion dolar AS, itu mangkrak kurang lebih sekitar empat tahun, ga selesai, masalahnya tanah, selesai.
Kemudian Tanjung Jati, power plan, investasinya Rp3,8 triliun, enam tahun ga selesai, kami selesaikan dan izinnya sudah diteken Bu Sri Mulyani kemarin," pungkas Bahlil.
"Kemudian kasus Hyundai mau bikin pabrik mobil, 2 tahun minta tax holiday ga dikasih kasih. Berkat kebaikan Pak Suryo Utomo (Dirjen Pajak) langsung itu barang diteken, dan saya juga teken MoUnya, udah selesai," ujarnya.
RR/MI