Ini Saran Para Dekan ke Jokowi Agar Ekonomi RI Bisa Bangkit

Administrator - Rabu, 09 September 2015 - 13:59:44 wib
Ini Saran Para Dekan ke Jokowi Agar Ekonomi RI Bisa Bangkit
foto: detik.com

RADAR BISNIS - Perekonomian Indonesia tengah dalam perlambatan, mengikuti tren dari kondisi global. Pada kuartal II, ekonomi dalam negeri hanya mampu tumbuh 4,67% atau lebih rendah dari kuartal sebelumnya yang sebesar 4,7%.

Sementara itu kondisi pasar keuangan cukup mengkhawatirkan. Setelah keperkasaan dolar Amerika Serikat (AS) tak mampu dibendung oleh mata uang di banyak negara, termasuk rupiah. Dolar pun menembus level Rp 14.000 sekarang.

‎Dekan Universitas Brawijaya, Chandra Fajri Ananda menuturkan dalam kondisi sekarang, yang perlu difokuskan adalah daya beli masyarakat.‎ Artinya masyarakat harus tetap bisa belanja. Hal tersebut yang mampu mendorong kekuatan ekonomi dari dalam negeri.

Salah satu kebijakan yang dirancang pemerintah sudah tepat. Adalah dengan memperbesar porsi transfer ke daerah serta mempercepat penyalurannya, akan mendorong perputaran uang di masyarakat lebih banyak.

"Dalam kondisi sekarang, menggenjot daya beli masyarakat itu sangat penting. Pemerintah sudah tepat dengan kebijakan transfer ke daerah, karena akan mendorong aktivitas belanja di masyarakat," ungkapnya usai makan siang bersama 19 Dekan Fakultas dengan Presiden Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Senin (7/9/2015)

Sayangnya, pemerintah daerah (pemda) kurang sejalan dengan pemikiran pemerintah pusat. Sehingga per Juli 2015, ada Rp 273 triliun dana yang akhirnya cuma tertahan di perbankan, khususnya Bank Pembangunan Daerah (BPD).

"‎Terkait dana desa harusnya sudah bisa dicairkan, dari pusat ke daerah itu sudah 89%. Ini jadi masalah di kabupaten kota itu mengendap. Ini berarti regulasi yang menghambat dengan penyaluran ini akan direformasi. Pemerintah dan dewan harus mensinergikan itu," paparnya.
Sementara itu Dekan FE UGM, Wihana Kirana Jaya‎ menyoroti pembangunan infrastruktur oleh pemerintah. Memang, belum banyak yang berhasil dimulai pembangunannya, karena pemerintah harus berhadapan dengan berbagai urusan birokrasi di tahun pertamanya.

Sehingga tidak sedikit orang yang kemudian pesimis dengan pemerintah ‎baru. Karena dianggap belum menepati janji. Namun Wihana menegaskan, bila pembangunan teralisasi, maka akan besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi.

"Jadi pak presiden tadi mengajak kita melihat kebijakan beliau itu sangat kredible, akuntable dan diajak satu bahasa untuk membuat kebijakan yang lebih confident," ujarnya.

Wihana juga menyarankan agar penciptaan pengusaha-pengusaha baru juga penting dalam jangka menengah panjang.

"Juga ditambahkan soal entrepreneurship. Untuk meningkatkan produktivitas daya saing dan kemandirian, maka dibutuh entrepreneurship. Kami mengajak para dosen untuk mempersiapkan entrepreneur, agar bisa menciptakan nilai tambah," katanya. (mkl/hen/fn)