RADARRIAUNET.COM: Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat, mencatat hingga kini ada sekitar 327 rumah tergenang banjir yang melanda kawasan itu sejak Jumat (13/12) lalu. Selain itu, banjir juga menyebabkan satu orang bocah berusia 3,5 tahun tewas akibat terseret banjir.
Sedangkan dampak banjir terhadap lahan pertanian warga diperkirakan sekitar 300 hektare rusak yang didominasi tanaman padi dan jagung." Banjir Dharmasraya yang melanda empat kecamatan menyebabkan 327 rumah terdampak, satu orang korban meninggal dunia dan 300 hektare lahan pertanian rusak," kata Kepala BPBD Dharmasraya, Eldison, seperti dilansir Kompas.com, Senin (16/12).
Eldison mengatakan, terhitung sejak 13 Desember lalu, Pemkab Dharmasraya telah menetapkan status tanggap darurat hingga 19 Desember. "Pemkab menetapkan status tanggap darurat terhitung 13 Desember hingga 7 hari ke depan," kata Eldison.
Saat ini, pihaknya telah mensiagakan petugas dan peralatan dan alat berat selama masa tanggap darurat. "Kami siagakan petugas. Perahu karet kita ada satu dan kita minta bantu dua buah ke provinsi. Kemudian alat berat ada di PU," jelas Eldison.
Sebelumnya diberitakan, banjir setinggi tiga meter di Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat, menyebabkan ratusan Kepala Keluarga (KK) terisolasi. Tak hanya merendam rumah warga, banjir menyebabkan akses jalan lumpuh. Hujan deras yang mengguyur Dharmasraya sejak Kamis malam hingga Jumat menyebabkan empat kecamatan dilanda banjir.
Ada dua kecamatan yang terdampak paling parah yaitu Kecamatan IX Koto dan Pulau Punjung. Selain Kecamatan IX Koto dan Pulau Punjung, banjir juga merendam Kecamatan PadangLaweh dan Timpeh.
Akses sulit dan kekurangan makanan
Sementara itu dilaporkan pula, dampak banjir yang terjadi di Kabupaten Solok Selatan. Disebutkan, kini ratusan warga 3 Nagari di Kecamatan Sangir Batang Hari, Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat kekurangan makanan setelah banjir merendam semua peralatan dan kebutuhan makanan.
Kondisi ini makin diperparah lagi karena sejak banjir pekan lalu, sampai hari Senin (16/12) akses ke 3 nagari itu semakin sulit. Ini akibat jalan dan jembatan yang putus diterjang banjir.
"Sulitnya akses menuju lokasi, menjadi faktor utama sehingga bantuan belum bisa terdistribusi sampai kesana," kata Wakil Bupati Solok Selatan, Abdul Rahman dilansir dari detikcom, awal pekan ini.
Tiga Nagari di Kecamatan Sangir Batang Hari yang sulit diakses tersebut adalah Nagari Lubuk Ulang Aling, Lubuk Ulang Aling Selatan dan Ulang Aling Tengah. Total ada 700 Kepala Keluarga yang mendiami daerah itu.
Abdul Rahman mengaku sudah melihat dan mendatangi korban banjir di daerah itu sambil mengantarkan bantuan. "Untuk mencapai lokasi, kami menggunakan perahu bermotor dengan jarak tempuh lebih dua jam. Arusnya juga deras," katanya.
Diakuinya, sampai sekarang baru satu tempat yang bisa didatanginya, yakni Jorong Talantam di Nagari Lubuk Ulang Aling Selatan. Ada 80 rumah di kampung itu.
"Saat kejadian, hanya ada dua rumah yang bebas dari banjir. Selebihnya, direndam banjir dengan ketinggian sampai atap rumah. Tapi sekarang sudah surut, namun warga tetap mengungsi ke tempat yang tinggi," ujarnya.
Ia mengakui warganya tersebut kekurangan bahan makanan, karena semuanya terendam air. "Kami datang juga tidak membawa banyak bantuan, karena keterbatasan sarana dan transportasi. Tapi segera kita drop lagi," katanya lagi.
Seperti diketahui, banjir bandang melanda empat kecamatan di Solok Selatan. Selain Sangir Batang Hari, tiga kecamatan lain yang dilanda banjir adalah Koto Parik Gadang Diateh (KPGD), Pauh Duo dan Sungai Pagu. BPBD setempat mencatat satu orang tewas, 10 rumah hanyut dan tertimbun longsor serta merusak sejumlah fasilitas seperti jembatan.
RR/dtc/kps/zet