RADARRIAUNET.COM: Bupati Siak Drs H Alfedri MSi mengapresiasi para kepala sekolah, guru, dan siswa yang menujukkan inovasi hasil pembelajaran di sekolah.
"Setelah melihat hasil karya siswa pada unjuk karya praktik baik ini, saya semakin optimis, Kabupaten Siak siap mewujudkan generasi penerus bangsa yang unggul, berkarakter, dan cerdas. Inilah bukti bahwa sekolah dan madrasah di Siak telah mewujudkan pembelajaran berkualitas," kata Bupati Siak, Alfedri di sela-sela acara. Sekolah dan madrasah di Siak menggelar unjuk karya praktik baik pembelajaran, dan manajemen berbasis sekolah di Gedung Siak Sport Hall, Rabu (29/10/2019).
Kegiatan ini diselenggarakan oleh Tanoto Foundation dan Pemerintah Kabupaten Siak. Ada 24 sekolah yang ikut, terdiri dari 18 SD/MI dan 8 SMP/MTs. Lebih dari 300 guru, kepala sekolah, komite sekolah, dan pengawas sekolah di Kabupaten Siak. Dalam showcase atau unjuk karya praktik baik program PINTAR (Pengembangan Inovasi untuk Kualitas Pembelajaran), dipamerkan berbagai kreativitas guru dan siswa di sekolah sebagai hasil dari pembelajaran sehari-hari.
Para siswa menunjukkan kreativitas hasil karya yang mereka kembangkan dalam pembelajaran. Seperti kompor uap bensin bensin yang diciptakan siswa MI Nurul Ikhlas. Yang menarik, siswa SDN 09 Teluk Merempan menunjukkan energi alternatif yg mereka temukan dari buah lokal bernama Berembang yang sering ditemukan di tepi sungai Siak. Tiga buah Berembang ternyata bisa menyalakan lampu LED 6 watt sekitar 5 menit. Sementara Siswa SDN 01 Benteng Hulu memamerkan media cara kerja paru-paru dalam sistem pernafasan manusia.
Siswa SMP dan MTs juga tidak kalah menariknya. Siswa SMPN 1 Sungai Apit Siak menunjukkan cara kerja Hukum Pascal dengan hidrolik sederhana. Siswa SMPN 2 Siak memperlihatkan proses bioteknologi membuat yougurt dan membuktikan kandungan vitamin C pada minuman kemasan. Siswa MTsN 2 memamerkan alat pendeteksi banjir. Sementara SMPN 5 Siak memperlihatkan kepada pengunjung pameran pembuktian bahaya rokok bagi kesehatan.
Sekolah dan madrasah mitra Tanoto Foundation tersebut juga menunjukkan dampak dari kegiatan budaya baca, manajemen berbasis sekolah, dan peran serta masyarakat. Program tersebut merupakan hasil dari pelatihan dan pendampingan Program PINTAR sejak September 2018. Bupati juga memberikan apreasiasi pada Tanoto Foundation yang telah melatih dan mendampingi sekolah dan madrasah di Siak.
“Dengan meningkatnya pihak-pihak yang peduli terhadap dunia pendidikan di tanah air, ke depan saya yakin sumber daya manusia di Siak menjadi generasi emas yang siap berkontribusi dalam memajukan Indonesia,” ujarnya mengapresiasi. Sementara Stuart Weston, Direktur Program PINTAR, menyatakan hasil unjuk karya ini agar bisa dilihat oleh sekolah dan madrasah nonmitra, sehingga bisa menjadi inspirasi praktik baik bagi sekolah-sekolah lain.
“Kami percaya dengan pendidikan yang berkualitas akan mempercepat kesetaraan peluang,” ujarnya. Stuart Weston juga mengungkapkan apresiasinya kepada Pemerintah Kabupaten Siak, melalui dinas pendidikan, kemenag, fasilitator daerah, dan seluruh sekolah mitra atas kerja sama yang baik dalam menjalankan Program PINTAR. Perwakilan Kemendikbud, Ferry Yulmarino, yang hadir dan menyaksikan kreativitas siswa Siak, juga menunjukkan optimismenya dengan peningkatan kualitas pembelajaran di sekolah, Menurutnya, Program PINTAR sejalan dengan program yang dirintis Kemendikbud. Dari showcase ini, dia bisa melihat peningkatan kualitas pembelajaran, peningkatan kemampuan guru dalam mengajar, sampai peningkatan kepemimpinan kepala sekolah dalam melakukan perubahan di sekolahnya.
"Program ini juga sejalan dengan program zonasi, dimana peningkatan kualitas guru dan kepala sekolah dilakukan sesuai zonasi. Kami berterima kasih kepada Tanoto Foundation yang ikut berkontribusi dalam peningkatan kualitas pendidikan di tanah air. Program ini harus diduplikasi oleh sekolah-sekolah lainnya," kata Ferry. Dilain kesempatan Kegiatan yang diikuti oleh sejumlah kepala daerah, rektor, kepala kantor Kementerian Agama tersebut mengambil tempat di Plaza Intan Berprestasi Gedung Ki Hajar Dewantara Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Anggota Pembina Tanoto Foundation, Belinda Tanoto mengatakan Program tersebut merupakan kepanjangan dari Program Inovasi Kualitas Pembelajaran. Program bertujuan untuk memberikan peningkatan kualitas pendidikan dasar di Indonesia.
"Dengan pendidikan yang baik akan memunculkan kesetaraan. Kita semua menyadari bahwa masalah pendidikan sangat kompleks di Indonesia maka dari itu bukan hanya tanggung jawab dari pemerintah saja, tapi semua pihak harus bekerja sama," jelas Belinda Tanoto. Ia menambahkan, pihaknya akan mengedepankan pengembangan dalam praktik pembelajaran, manajemen dan keterampilan memimpin. Tak hanya pendidikan yang akan diperhatikan, tetapi kualitas dari para pengajar juga bakal ditingkatkan. Hal itu agar para murid dapat bersaing di masa depan.
Sementara, Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Hamid Muhammad menyambut baik program Pintar yang di buat oleh Tanoto Foundation tersebut. "Program ini fokus pada masalah utama untuk meningkatkan dunia pendidikan Indonesia," ucapnya.
Hamid bilang, banyaknya tantangan yang dihadapi pendidikan di Indonesia dari berbagai sektor, diantaranya akses pendidikan dan masalah kualitas pendidikan. “Menjawab persoalan tersebut Hamid mengajak untuk melakukan perubahan dasar. Di mulai dari sekolah dasar, serta memperbaiki sistemnya dimulai dari guru yang berkualitas, kepala sekolah dan fasilitas belajar,” katanya. Selanjutnya ia mengucapkan terimakasih kepada Tanoto Foundation karena telah ikut berpartisipasi dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
Alfedri ditemui usai acara mengatakan, peningkatan kualitas pendidikan, menjadi perhatian bersama, yang menjadi prioritasnya adalah pada proses belajarnya (learning). Sementara kondisi saat ini yang terjadi adalah “memaksakan” anak-anak usia sekolah harus sekolah. Disatu sisi kalau berbicara masalah kualitas tentulah kepada proses pembelajarannya menjadi hal yang utama didalam kelas itu sendiri.
Hal yang mendasar untuk kemajuan dan perkembangan proses pembelajaran tersebut ada 3 faktor antara lain, guru, kepala sekolah dan fasilitas belajar (ruang kelas belajar). “Kemampuan dan standar kualifikasi akademis, kompetensi seorang guru sangat dibutuhkan, seorang guru harus mengikuti diklat-diklat untuk proses pembelajaran dan penambahan wawasan, apalagi saat ini ada pergeseran peralihan antara kurikulum yang lama dengan kurikulum tahun 2013,” ujarnya.
Persoalan di daerah, lanjut Alfedri, adalah masih banyak guru yang belum memiliki sertifikat profesi. Di sisi lain, seorang guru dalam menjalankan tugasnya harus memiliki standar kompetensi yang mencakup kompetensi kepribadian, sosial, dan professional. Kemudian faktor kelapa sekolah, sudah ada aturannya bawah kepala sekolah sudah tidak wajib lagi untuk mengajar. Kepala sekolah dituntut harus fokus dalam upaya mengembangkan sekolah sekaligus untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
Selanjutnya faktor fasilitas sekolah, diakuinya memang masih banyak kekurangan, dibutuhkan penambahan maupun perbaikan ruang kelas SD dan SMP, Sehingga proses belajar mengajar dapat tercapai dengan maksimal. “Patut kita syukuri karena pihak Tanoto Foundation mau membantu pemerintah daerah dalam hal peningkatan kualitas di daerah,” sebut Alfedri lagi.
Beberapa waktu yang lalu telah di pilih fasilitator daerah dari guru-guru sekabupaten Siak. Untuk tingkat SD sebanyak 16 sekolah, MI 3 sekolah dan SMP 6 sekolah, MTS 2 sekolah dan jumlah fasilitator daerah ada 32 orang terdiri dari 16 dari SMP dan 16 dari SD.
RR/PKS/RP/ADV