Kuala Lumpur: Bank sentral Malaysia memutuskan untuk mempertahankan suku bungan acuan, overnight policy rate (OPR) tak berubah pada tiga persen. Bank Negara Malaysia, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pada tingkat OPR saat ini merupakan sikap kebijakan moneter tetap akomodatif dan mendukung kegiatan ekonomi.
"Komite Kebijakan Moneter akan terus menilai keseimbangan risiko terhadap pertumbuhan domestik dan inflasi, untuk memastikan bahwa sikap kebijakan moneter tetap kondusif bagi pertumbuhan berkelanjutan di tengah stabilitas harga," kata bank sentral, dalam sebuah pernyataan, seperti sitat medcom.id, Jumat (13/9/2019).
Sementara proyeksi pertumbuhan garis dasar untuk 2019 tetap tidak berubah dalam kisaran 4,3 persen hingga 4,8 persen. Bank sentral mencatat bahwa proyeksi tersebut tunduk pada risiko penurunan lebih lanjut dari memburuknya ketegangan perdagangan, ketidakpastian dalam lingkungan global dan domestik, serta perluasan pelemahan sektor komoditas terkait.
"Ekonomi global berkembang pada kecepatan yang lebih rendah di tengah pertumbuhan yang lebih lambat di sebagian besar negara maju dan berkembang. Peningkatan ketegangan perdagangan baru-baru ini menunjukkan perdagangan global yang lebih lemah ke depan," kata bank sentral.
Bank sentral juga mengatakan pelonggaran kebijakan moneter di beberapa ekonomi utama telah meringankan kondisi keuangan global, tetapi ketidakpastian dari perselisihan perdagangan yang berkepanjangan dan perkembangan geopolitik dapat menyebabkan volatilitas pasar keuangan yang berlebihan.
Untuk Malaysia, kinerja pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat pada kuartal kedua didukung oleh ketahanan belanja swasta di tengah ekspansi berbasis luas di sektor ekonomi utama, menurut bank.
"Ke depan, pendorong pertumbuhan domestik ini, di samping pasar tenaga kerja yang stabil dan pertumbuhan upah, diperkirakan akan tetap mendukung kegiatan ekonomi," kata bank sentral, seraya menambahkan bahwa di sisi eksternal, ekspor Malaysia yang terdiversifikasi sebagian akan mengurangi dampak pelunakan permintaan global.
Sementara itu, inflasi utama Malaysia diproyeksikan rata-rata lebih tinggi untuk bulan-bulan tersisa tahun ini dan memasuki 2020. Namun, inflasi utama diperkirakan akan tetap rendah, yang mencerminkan selisih dampak dari perubahan kebijakan pajak konsumsi, dan prospek yang relatif lemah pada harga minyak global.
"Lintasan inflasi utama, bagaimanapun, akan tergantung pada minyak global dan perkembangan harga komoditas. Inflasi yang mendasarinya diperkirakan akan tetap stabil, didukung oleh ekspansi yang berkelanjutan dalam kegiatan ekonomi dan tanpa adanya tekanan permintaan yang kuat," bank sentral mencatat.
RRN/MCI