PEKANBARU : Dinas Perdagangan dan Perindustrian (DPP) Kota Pekanbaru belum mendapatkan informasi resmi terkait pengurangan kuota gas LPG tiga kilogram sebesar 4 persen di Pekanbaru.
“Sampai saat ini kami belum dapat info itu. Gas elpiji tiga kilogram bersubsidi itu objeknya kan masyarakat miskin, sepanjang itu masih berimbang, saya rasa tak ada masalah,” kata Kepala DPP Kota Pekanbaru, Ingot Ahmad Hutasuhut, seperti sitat cakaplah.com, Selasa (7/5/2019).
Ditanya apa langkah DPP Kota Pekanbaru menyikapi pengurangan kuota tersebut, Ingot hanya menjawab diplomatis.
“Pada prinsipnya harus ada kepastian dulu, baru bisa kita menyikapi persoalan ini. Untuk menyikapi persoalan, harus ada kepastian dan informasi resmi dulu. Saya rasa tak ada masalah, yang jelas sampai hari ini kami belum dapat informasi resminya,” ujarnya.
Di tempat terpisah, Kepala Bagian Humas Pemko Pekanbaru, Mas Irba Sulaiman mengatakan bahwa sesuai informasi yang diterima dari pihak Pemprov Riau, untuk Kota Pekanbaru memang terjadi pengurangan kuota gas LPG subsidi sebesar 4 persen.
“Berdasarkan informasi yang kita terima dari Pemprov Riau, untuk Pekanbaru terjadi pengurangan kuota gas LPG tiga kilogram sebanyak 4 persen. Sementara hasil perhitungan Kementerian SDM dengan Pertamina, konsumsi elpiji secara nasional mengalami kenaikan sebesar 1,9 persen,” katanya.
Seharusnya, untuk Kota Pekanbaru terjadi kenaikan kuota setidaknya sebesar 1 persen, namun ternyata tidak demikian. Pengurangan kuota yang akan dilakukan itu sangat berpengaruh dan berdampak terhadap masyarakat. Sebab akan ada ribuan tabung yang akan dikurangi.
“Kalau konsumsi gas LPG Pekanbaru dalam satu bulan sebanyak 680 ribu tabung, dengan adanya pengurangan 4 persen, akan berkurang sekitar 140 ribu tabung. Ini akan berdampak dan berpengaruh kepada masyarakat,” cakapnya.
RRN/Ckp