Jakarta: Menstruasi adalah ihwal lumrah bagi wanita. Pada fase datang bulan itu, wanita akan mengeluarkan darah kotor yang keluar dari organ intimnya. Agar tak berceceran, wanita butuh penadah darah yang di zaman kiwari kita umum menyebutnya pembalut.
Disitat CNN Indonesia, Pembalut jelas tak muncul tiba-tiba. Ada serangkaian kisah yang mengiringinya di masa-masa silam, di mana istilah pembalut sama sekali belum dikenal.
Dahulu, beragam cara dilakukan wanita untuk menjaga agar darah haid yang dikeluarkan tak berceceran. Termasuk salah satunya menggunakan apa pun yang ada di sekitar. Misalnya saja, kain.
Laman Femme International mencatat ragam usaha wanita untuk menadah darah haid. Di masa awal, kain digunakan untuk menampung darah agar tak berceceran. Pada masa Yunani Kuno, disebutkan bahwa wanita terbiasa melempar kain bekas menstruasinya pada para pengagum supaya ia beranjak.
Selain kain, wanita juga menggunakan kapas, bulu domba, bulu kelinci, atau bahkan rumput untuk menampung darah haid. Baru pada 1888 silam, pembalut pertama kali diperkenalkan.
Saat itu, pembalut dikenal dengan istilah sanitary belt. Bentuknya mirip dengan pembalut masa kini. Hanya saja, sanitary belt dilengkapi dengan ikat pinggang agar tidak bergeser. Pada perkembangannya, sanitary belt memiliki bentuk yang lebih kecil dan praktis daripada sebelumnya.
Seiring berjalannya waktu, peradaban menemukan cara-cara anyar untuk menampung darah haid. Termasuk menstrual cup yang telah diperkenalkan sejak 1937 silam oleh Leona Chalmers.
Mengutip situs Rubycup, wanita asal Amerika Serikat ini awalnya frustasi dengan pilihan produk penadah darah haid yang aman dan praktis. Berangkat dari kegelisahannya, Chalmers uji coba memperkenalkan menstrual cup yang terbuat dari lateks.
Pada masa yang sama, muncul pula nama-nama penadah darah lain seperti tampon. Nama terakhir merupakan kain yang bisa dicuci dan digunakan berulang kali.
Waktu terus berjalan. Modernisasi membuat pembalut sekali pakai yang dilengkapi perekat mulai muncul pada sekitar 1970-an. Pada masa itu, muncul pula tampon dengan aplikator yang terbuat dari plastik.
Kini, ragam produk kesehatan menstruasi kian beragam. Mulai dari mereka yang ramah lingkungan, menstrual cup dengan bahan silikon medis, hingga celana dalam yang digunakan khusus pada masa haid.
RRN/CNNI