Jakarta: PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) membukukan laba bersih sepanjang tahun lalu mencapai US$809,85 ribu atau sekitar Rp11,34 miliar (asumsi kurs Rp14 ribu per dolar AS). Posisi ini jauh membaik dari posisi tahun sebelumnya yang mencatatkan kerugian sebesar US$216,58 juta, bahkan kuartal III 2018 lalu yang mencapai US$114,08 juta.
DIsitat CNN Indonesia, berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan perusahaan pada Senin malam (1/4), pendapatan usaha perseroan tahun lalu hanya naik 3 persen dari US$4,18 miliar menjadi US$4,37 miliar. Pendapatan terutama didominasi oleh pendapatan dari penerbangan berjadwal yang mencapai US$3,54 miliar, naik dari US$3,4 miliar pada 2017.
Sementara beban usaha perusahaan naik lebih tinggi sebesar 8 persen dari US$4,24 miliar menjadi US$4,58 miliar. Beban usaha Garuda masih didominasi oleh beban operasional penerbangan yang mencapai US$2,73 miliar, naik dari 2017 sebesar US$2,48 miliar.
Namun, berbeda dengan 2017, tahun lalu kinerja keuangan Garuda Indonesia tak lagi dibebani pembayaran amnesti pajak. Pada 2017, Garuda Indonesia membayarkan amnesti pajak mencapai US$50,31 juta. Alhasil laba usaha maskapai BUMN Itu pada 2018 mencapai US$100,8 juta, membaik dari 2017 yang rugi sebesar US$76,18 juta.
Pagi ini, saham Garuda Indonesia diperdagangkan melonjak 1,22 persen ke posisi Rp498 per saham dari posisi penutupan kemarin Rp492 per saham.
RRN/CNNI