JAKARTA (RR) - Komandan Jenderal Kopassus Mayjen Doni Monardo mengatakan, tujuh anggota Kopassus sudah diserahkan ke Detasemen Polisi Militer Sukoharjo, Jawa Tengah, untuk diproses hukum. Mereka diduga terlibat dalam perkelahian di salah satu kafe di Sukoharjo hingga mengakibatkan seorang anggota TNI Angkatan Udara tewas dan sejumlah prajurit terluka. "Saya sudah serahkan tujuh orang ke Denpom Solo untuk diproses, kemudian dilanjutkan proses hukum. Nanti pengadilan yang menentukan bagaimana tingkat kesalahan mereka hingga ada yang meninggal dan cedera," kata Doni.
Doni mengatakan, penyelidikan berjalan cepat berkat rekaman CCTV yang diserahkan Polres Sukoharjo. Tanpa bantuan kepolisian itu, kata Doni, pihaknya kesulitan menyelidiki siapa saja prajurit Kopassus yang melakukan pemukulan. "Karena anak-anak pasti berusaha menutupi keterlibatan mereka. Tapi, dengan adanya rekaman itu, kami tidak sampai 24 jam sudah bisa mengetahui, walaupun beberapa gambar gelap. Lima orang sudah dipastkan terlibat pemukulan. Dua orang lain berdasarkan pengakuan yang lain," kata Doni.
Doni mengatakan, Kepala Staf TNI AD Jenderal TNI Gatot Nurmantyo sudah memberi instruksi agar kasus itu sepenuhnya diserahkan kepada penegak hukum AD. Kepada Doni, Gatot menyampaikan tidak perlu ada yang ditutupi dalam penegakan hukum itu. "Saya tidak ada beban serahkan anak buah saya hadapi proses hukum," kata Doni.
Dalam kesempatan itu, Doni mengucapkan terima kasih kepada jajaran pimpinan TNI AU yang sudah membantu agar masalah tersebut tidak melebar. "Terutama KSAU yang sudah bantu, bisa menenangkan anak-anak TNI AU, memberikan akses bertemu keluarga. Saat jenazah diterbangkan menuju Halim, kami diberikan izin untuk sambut jenazah oleh para perwira senior Kopassus," ujar Doni.
Ia juga menyampaikan permohonan maaf kepada sejumlah pihak atas peristiwa tersebut. Doni mengaku bertanggung jawab atas tindakan prajuritnya. Sebelumnya, Minggu (31/5/2015) malam, beberapa anggota TNI AU dikabarkan terlibat perkelahian dengan beberapa anggota Kopassus Grup II Kandang Menjangan di sebuah kafe di daerah Sukoharjo.
Peristiwa itu mengakibatkan Serma Zulkifli (39), anggota Bintara Sarban Dislog Derma Mabes AU, tewas dan sejumlah prajurit terluka. Dua tentara masih dirawat di rumah sakit di Yogyakarta.
Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat Brigadir Jenderal TNI Wuryanto menjelaskan, anggota Grup 2 Kopassus awalnya ingin melerai keributan yang terjadi antara anggota TNI AU dan masyarakat. "Ributnya sama masyarakat. Anggota Kopassus mencoba melerai. Saat itu mengenakan pakaian preman. (Anggota) TNI AU-nya malah marah. Akhirnya terjadi ribut," kata Wuryanto seperti dikutip Antara.
Menurut dia, keributan sempat reda. Namun, begitu masuk tempat hiburan, mereka kembali baku hantam hingga ada yang terluka. "Mereka sama-sama tak tahu (kalau anggota TNI)," ujarnya.
Wuryanto belum bisa memastikan berapa anggota Kopassus yang terlibat dalam perkelahian itu, kemungkinan tak sampai 25 anggota. "Kita belum bisa memastikan, tetapi sudah ada beberapa yang diserahkan ke Polisi Militer," katanya. (teu/kcm)