Jakarta: PT Pertamina (Persero) membuka opsi untuk mengimpor dimethyleter (DME) untuk memperkenalkan kepada masyarakat bahan bakar pengganti elpiji. Tahun ini PT Bukit Asam Tbk (PTBA), Pertamina, dan Air Product berencana membangun pabrik hilirisasi mulut tambang yang akan mengubah batu bara menjadi bahan pokok elpiji, DME.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menjelaskan selagi pabrik tersebut dibangun maka Pertamina akan membeli DME. DME impor tersebut akan dicampurkan dengan elpiji. Adapun pencampuran DME dengan elpiji saat ini masih dalam finalisasi. Pertamina menargetkan penjualan hasil pencampuran ini dilakukan paling lambat pada semester pertama tahun ini.
"Nanti kita mulai jajaki pembelian DME ini," kata Nicke, di Grand Hyatt, seperti dikutip medcom.id Rabu, 16 Januari 2019.
Untuk memperkenalkan kepada masyarakat, tahap awal Pertamina akan mencampurkan DME sekitar 20 persen dengan elpiji. Lalu secara bertahan porsi DME meningkat sampai benar-benar 100 persen DME. "Kita masuk bertahap sampai 100 persen. Ketika masuk ke pasar kita harus hati-hati sambil proses pembangunan ini berjalan. Karena kepercayaan pelanggan yang harus diutamakan," tutur dia.
Lebih lanjut mengenai impor DME, Nicke menjelaskan, ada beberapa opsi yang sedang dipertimbangkan. Pertama langsung membeli DME tersebut dari luar negeri dan kedua menggandeng Air Product untuk mengelola kilang minyak Pertamina supaya menghasilkan DME.
"Ada beberapa opsi. kita sudah punya syngas, tadi kita ada air product, proses residu refinery jadi syngas atau kerja sama air product. Di awal-awal kalau kita bandingkan dengan yang paling kompetitif diawal bisa saja impor tapi kalau bisa refinery tadi," jelas dia.
Seperti diketahui, ketika pabrik hilirisasi batu bara akan dibangun di Peranap Riau. Rencanaya pabrik itu dapat menghasilkan DME 1,4 juta metrik ton per tahun.
abd/medcom.id/rrn