Yogyakarta (RRN) - Dampak terpuruknya nilai tukar rupiah terhadap Dolar AS dirasakan pelaku usaha dan pembisnis barang elektronik. Para penjual barang elektronik mengeluh omzet menurun. Namun mereka tidak menaikkan harga jual dan terpaksa membiarkan keuntungan mereka menipis.
"Sejak Lebaran kemarin nilai tukar Rupiah terus turun. Kalau biasanya penjualan saya naik waktu lebaran, sekarang malah merosot karena pelemahan rupiah ini," tutur Sarmanto (58), pemilik Toko Kembar Elektronik di Jalan Raya Solo-Yogyakarta Km 17, Jumat (28/8/2015).
Sarmanto mengaku penurunan omset kian parah. Pembelinya pun semakin sepi.
"Kalau biasanya sehari saya bisa jual 5-6 buah produk. Dalam sebulan ini cuma bisa jual 5-6 produk per minggu," tukas pria berkacamata ini.
Penurunan omset turut dirasakan oleh Jatmiko, pedagang barang-barang elektronik dan kamera di Jalan Kaliurang km 3. Tokonya sepi beberapa minggu belakangan. Ia memutuskan tak menaikkan harga jual barang.
"Penurunan nilai tukar Rupiah buat daya beli masyarakat rendah. Apalagi di sini kebanyakan mahasiswa yang uangnya pas-pasan. Padahal begitu Dolar naik, barang-barang elektronik di sini langsung naik," keluhnya.
Dirinya juga bingung menentukan harga jual akibat naik-turunnya nilai tukar rupiah yang terlalu cepat.
"Saya bingung mau nentuin harga kalau rupiahnya ga stabil. Kalau ada kenaikan harga akibat Dollar menguat saya bisa mengerti. Tapi, kenaikan harga berubah-ubah akibat nilai tukar rupiah ga stabil, sehingga menyulitkan kami untuk mematok harga”, katanya.
Kedua pengusaha elektronik ini berharap agar pemerintah bisa menstabilkan nilai tukar Rupiah dan menyehatkan kembali agar tidak merugikan bisnis para pengusahan yang bergelut di bidang eletronik. (RRN/Mtvn)