Teror Bom Bikin Rupiah Melemah dan IHSG Berakhir Zona Merah

Administrator - Selasa, 15 Mei 2018 - 00:39:42 wib
Teror Bom Bikin Rupiah Melemah dan IHSG Berakhir Zona Merah
IHSG ditutup melemah 9,68 poin ke level 5.947, sedangkan rupiah melemah 13 poin ke level Rp13.973 per dolar AS, seiring rentetan aksi teror bom di Surabaya. Cnni

Jakarta: Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah tipis 9,67 poin atau 0,16 persen ke level 5.947 pada perdagangan hari ini, Senin (14/5), seiring dengan rentetan aksi teror bom semalam terjadi di Surabaya. Aksi teror bom juga turut menyeret rupiah melemah 13 poin ke level Rp13.973 per dolar AS.

 

IHSG sempat bergerak di kisaran 5.853-5.947, sedangkan rupiah sempat bergerak di kisaran Rp13.957-Rp13.993 per dolar AS. 

 

RTI Infokom mencatat, investor membukukan transaksi sebesar Rp8,6 triliun dengan volume 8,49 miliar lembar saham. Sementara, perdagangan di pasar reguler hari ini, investor asing tercatat jual bersih (net sell) sebesar Rp489,17 miliar.

 

Sebanyak 134 saham naik, 238 saham turun, dan 125 saham tidak bergerak. Sementara enam dari 10 indeks sektoral melemah. Pelemahan terbesar dialami oleh sektor infrastruktur yang turun sebesar 1,77 persen. 

 

Dari Asia, mayoritas indeks saham bergerak menguat. Kondisi itu ditunjukkan oleh indeks Nikkei225 di Jepang yang naik 0,47 persen, indeks Kospi di Korsel naik sebesar 1,35 persen, dan indeks Hang Seng di Hong Kong turun 0,06 persen.

 

Sore ini, mayoritas indeks saham di Eropa bergerak melemah sejak dibuka tadi siang. Indeks FTSE100 di Inggris bergerak turun 0,15 persen, indeks DAX di Jerman turun 0,14 persen, dan indeks CAC di Perancis turun 0,15 persen.

 

Sebelumnya, Kepala Riset Koneksi Kapital Alfred Nainggolan mengatakan pelemahan IHSG karena kekhawatiran pelaku pasar terhadap serangan teroris berupa ledakan bom di Surabaya sebanyak lima kali.

 

"Dengan kejadian bom ini membuat pelaku pasar menunggu (wait and see)," ungkap Alfred kepada awak media.

 

Sementara, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Tito Sulistio memastikan seluruh kegiatan bisnis emiten dan perusahaan efek atau anggota bursa (AB), khususnya di Surabaya berjalan dengan normal.

 

"Dibuktikan dengan frekuensi saham yang naik," tutur Tito.

 

Ledakan bom sebelumnya terjadi pada Minggu (13/5) di tiga gereja yang berlokasi di Surabaya, yaitu Gereja Santa maria Tak Bercela Ngagel, Gereja Kristen Indonesia (GKI) Jalan Diponegoro, dan Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS) di Jalan Arjuna.

 

Kemudian, serangan bom berlanjut di depan gapura Molrestabes Surabaya pagi tadi. Peristiwa itu mengakibatkan beberapa polisi sedang berjaga dan warga terluka.

 

agi/cnni