Kenaikan Harga Batu Bara Tekan Kinerja PLN

Administrator - Kamis, 29 Maret 2018 - 01:53:46 wib
Kenaikan Harga Batu Bara Tekan Kinerja PLN
Batu Bara. Ant/Mtvn

Jakarta: PT PLN (Persero) mencatat kinerja keuangan perseroan tertekan selama 2017. Laba terpangkas 50 persen dari periode tahun lalu karena melonjaknya harga batu bara yang mengikuti tren pasar.

 

Direktur Keuangan PLN Sarwono Sudarto mengatakan pencapaian laba bersih PLN selama 2017 sebesar Rp4,42 triliun. Capaian tersebut lebih rendah dibanding laba pada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp8,15 triliun.

 

"Penurunan laba terutama disebabkan oleh kenaikan biaya energi primer batu bara," kata Sarwono pada media di Kantor PLN Pusat, Jakarta, Rabu, 28 Maret 2018.

 

Ia menjelaskan, harga batu bara yang mengalami kenaikan yang signifikan sejak akhir 2016 membuat penambahan biaya yang cukup besar bagi PLN yang 58 persen listriknya berasal dari pembangkit berbahan bakar batu bara. produksi listrik PLN berasal dari energi primer batu bara.

 

Tercatat, pada 2017 biaya pokok produksi PLN naik Rp16,46 triliun akibat kenaikan harga batu bara yang menyesuaikan dengan harga HBA pasar.

 

Sementara, lanjut Sarwono, pendapatan usaha meningkat menjadi Rp255,29 triliun atau 14,6 persen dari tahun sebelumnya. Pendapatan usaha perseroan meningkat karena adanya pertumbuhan penjualan sebesar 7,1 TWh selama 2017 dibanding 2016.

 

Dengan pertumbuhan produksi listrik tersebut berdampak pada beban usaha perusahaan di 2017 yang naik sebesar Rp21,02 triliun atau 8,30 persen menjadi Rp275,47 triliun.

 

Tahun Depan PLN Optimistis Laba Naik

 

Untuk 2018, Sarwono juga menambahkan, PLN optimistis kinerja keuangan akan membaik. Terutama pada laba perseroan. Hal itu dikatakannya karena pemerintah telah menetapkan harga batu bara khusus untuk listrik atau Domestic Market Obligation (DMO).

 

Ditambah lagi, Sarwono memprediksi kondisi makro ekonomi Indonesia seperti harga minyak Indonesia (Indonesia Crude Price/ICP), inflasi, dan kondisi Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat tidak mengalami perubahan signifikan.

 

"Ya semoga (laba membaik), asal kondisi makro bagus. Tarif ini yang dominan itu karena energi. Energi itu tidak hanya batu bara, ada ICP, ada kurs, itu juga ada pengaruhnya. Kalau melihat kondisi sekarang ini tidak signifikan sekali," ungkap dia.

 

Dalam menjaga keuangan PLN, Sarwono juga menambahkan perusahaan akan melakukan efisiensi. Efisiensi yang akan dilakukan adalah efisiensi operasional dan memperhitungkan beberapa konsumsi energi.

 

"Jadi kita seoptimalkan melakukan efisiensi. Efisiensi apa? Efisiensi pertama adalah efisiensi operasional. Termasuk efisiensi hybrid yang saya katakan. Artinya berapa energi yang kita konsumai per kWh. Itu salah satu efisiensi yang kita lakukan," pungkas dia.

 

Mtvn/RRN