RADARRIAUNET.COM: Hongkong & Shanghai Banking Corporation (HSBC) menandatangani kerja sama transaksi Global Master Repo Agreement (GMRA) Indonesia untuk memperkuat likuiditas perseroan dengan empat bank besar yakni PT Bank Mandiri Tbk, PT Bank Negara Indonesia (BNI) Tbk, PT Bank Central Asia (BCA) Tbk serta PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk.
Penandatanganan kerja sama fasilitas pemberian fasilitas ini merupakan implementasi dari Peraturan OJK Nomor 9/POJK.04/2015 tanggal 25 Juni 2015 dan Surat Edaran OJK Nomor 33/SEOJK.04/2015 tanggal 23 November 2015 mengenai transaksi repo.
Repo atau repurchase agreement adalah transaksi penjualan surat berharga dengan janji untuk dibeli kembali.
Pada regulasi yang berlaku sejak 1 Januari 2016 itu, seluruh transaksi repo yang dilakukan oleh lembaga keuangan dengan menggunakan Surat Berharga yang diawasi oleh OJK, wajib menggunakan GMRA Indonesia.
Head of Global Markets HSBC Indonesia Ali Setiawan mengatakan meski sedikit terlambat, HSBC Indonesia tetap berkomitmen meramaikan pasar uang di dalam negeri. Menurut Ali transaksi repo ini dapat menjadi salah satu sumber pendanaan dan alternatif penempatan dana di pasar uang antar bank sehingga mampu mendukung upaya pendalaman sektor keuangan Indonesia.
”Dengan penandatanganan GMRA ini, kami akan memiliki alternatif penempatan dana atau sumber dana yang dapat digunakan untuk pengelolaan likuiditas,” kata Ali, Kamis (10/11).
Langkah HSBC Indonesia turut mendapat dukungan dari Bank Indonesia. Maklum, saat ini, pengembangan pasar repo menjadi krusial bagi transmisi kebijakan moneter, dan penting untuk mengurangi hambatan yang menghalangi aliran likuiditas antar perbankan.
"BI akan selalu memfasilitasi bank manapun dalam kerangka pengembangan pasar repo. Saat ini kita dalam tahap membangun pondasi yang sehat. BI juga terus berupaya untuk meningkatkan kompetensi pelaku pasar. Kita punya 116 bank, yang sangat segmented. Tidak semua bank memiliki kompetensi yang sama," ujar Kepala Departemen Pendalaman Pasar Uang BI Nanang Hendarsyah.
Nanang mengatakan, pasar uang saat ini masih didominasi oleh SBI, FX Swap, dan Central Bank. Sampai dengan saat ini, sudah 73 bank sign gmra, dan 39 bank yang sudah melakukan transaksi.
"Bank asing yang sudah sign GMRA sebanyak 10 bank, dan 2 bank sudah melakukan transaksi. Hari ini ditambah dengan 1 bank asing, HSBC," katanya.
"Nilai transaksi repo saat ini sebesar Rp1 triliun on average, tapi pernah mencapai Rp4 triliun, jadi memang sangat tergantung kondisi likuiditas pasar. Outstanding repo saat ini Rp9,9 triliun, meningkat cukup signifikan dari Rp4,6 triliun di bulan Januari 2016," ungkap Nanang.
gir/gen/cnni