Jakarta (RRN) - Direktur Utama PT Pertamina Hulu Energi (PHE) Gunung Sardjono mengatakan perusahaan akan lebih berhati-hati dalam kegiatan eksplorasi di tengah harga minyak dunia yang menurun dan berada di level USD43,21 per barel.
Gunung menambahkan, beberapa kegiatan eksplorasi perusahaan minyak dan gas (migas) tersebut bahkan telah dilakukan pengkajian ulang dan melakukan efisiensi. PHE pun telah merevisi kegiatan eksplorasi dari sepuluh menjadi hanya lima sumur.
"Dengan harga minyak turun, untuk kita memproduksi minyak kita hati-hati. Kita review lagi, contoh pemboran sepuluh kita potong jadi lima. Kita lakukan efisiensi biaya, tapi uang ini kita salurkan untuk kegiatan lain seperti work over," kata Gunung, usai menghadiri diskusi Indonesia Gas Forum di Hotel Ritz Carlton, Pacific Place, Jakarta, Rabu (26/8/2015).
Dia menegaskan, kendati situasi minyak dunia sedang melemah, perusahaan tidak akan menghentikan kegiatan eksplorasi. Karena, dalam kondisi seperti ini, perusahaan masih bisa bertahan dengan cara memilah mana wilayah yang memang cocok dilakukan eksplorasi.
"Eksplorasi tidak dihentikan, kita bicara survive untuk hidup dan untuk growth eksplorasi. Growth betul ada penurunan rencana kerja, kita semua pilah-pilahlah kita buat portofolio kita buat rangking," jelas dia.
PHE saat ini memiliki 55 blook yang dieksplorasi, di mana beberapa blok memiliki biaya eksplorasi yang cukup tinggi. Karena dinilai tidak ekonomis, lanjut dia, maka perusahaan mengubah strategi dengan cara menegosiasi ulang work over operating cost dan juga memangkas rantai bisnis agar mempercepat pengembangan di lapangan.
"Kalau tidak ekonomis kita ubah dari drilling ke work over operating cost. Kita negosiasi, memangkas rantai bisnis mempercepat pengembangan lapangan," pungkas dia. (mtvn/n)