Masyarakat Pulau Bengkalis, Desak Pemerintah Serius Tangani Masalah Abrasi

Administrator - Sabtu, 15 Oktober 2016 - 12:02:31 wib
Masyarakat Pulau Bengkalis, Desak Pemerintah Serius Tangani Masalah Abrasi
ilustrasi. kps
RADARRIAUNET.COM - Dengan semakin parahnya abrasi di Pulau Bengkalis. Masyarakat Bengkalis mendesak Pemerintah Kabupaten/Provinsi dan Pusat untuk serius menangani masalah Abrasi.
 
Abrasi yang terjadi disempanjang pesisir pantai bagian Utara seperti di Kecamatan Bantan, perbatasan dengan perairan selat Malaka (Malaysia).
 
Di samping itu, masyarakat juga menilai, pemerintah hanya setengah-setengah dalam upaya mengatasi masalah abrasi ini. Sedangkan peningkatan insfrastruktur yang lebih penting seperi pembangunan di titik jalan poros Bengkalis-Bantan, yang menelan anggaran mencapai puluhan miliyar.
 
Padahal jalan tersebut baru selesai dibangun dengan menggunakan cor beton berkualitas K350 pada 2008 silam. Tetapi kondisinya saat ini masih layak.
 
"Proyek tidak begitu sangat serius malah dibangun seperti jalan yang sudah bagus itu. Sementara abrasi di setiap tahun kiloan meter memanjang di pulau Bengkalis seperti diacuhkan saja. Bagaimana itu? Penanganan abrasi memang terkesan masih setengah-setengah," ungkap Wanto (35) warga Bantan, Jum'at (14/10/16).
 
Diungkapnya lagi, hampir sepanjang daratan Utara Pulau Bengkalis ludes terjun ke laut karena abrasi. Di antaranya, seperti diungkapkan Musa, salah seorang warga Desa Jangkang Kecamatan Bantan ini.
 
"Abrasi sudah menghancurkan bangunan TPI di sini. Abrasi makin parah ketika angin kencang seperti sekarang, kalau tidak segera dipasang pemecah gelombang, mungkin tahun depan sudah sampai di pemukiman anak kami,"ungkapnya lagi.
 
Mengatasi masalah abrasi baru ditangani dengan pemasangan batu atau pemecah gelombang di kawasan Pantai Indah Selatbaru dan dianggarkan melalui pemerintah kabupaten dan itu sangat tidak sebanding dengan panjangnya abrasi di pulau ini.
 
Abrasi cukup parah juga terjadi di Pesisir Utara Timur Pulau Bengkalis, salah seorang warga Desa Muntai Sukiman mengatakan, abrasi sudah mengancam pemukiman warga dan Pos Radar TNI AL. Dengan bergotong royong warga memasang kayu untuk membendung gelombang.
 
"Abrasi sangat mengancam pemukiman warga bahkan Pos Radar TNI AL Desa Muntai juga jarak dari bibir pantai ada sekitar 20 meter. Tentu sangat mengkhawatirkan," imbuhnya.
 
 
rgc/radarriaunet.com