RADARRIAUNET.COM - Krisis daya listrik di Provinsi Riau dipastikan semakin memburuk menyusul lumpuhnya PLTA Koto Panjang di Kabupaten Kampar sejak dua malam silam, 8 Oktober 2016. Tiga turbin yang normalnya bisa menghasilkan 70 megawatt listrik terpaksa dihentikan operasinya karena debet air yang di bawah normal.
“Sejak dua malam lalu tiga turbin di PLTA Koto Panjang terpaksa kami hentikan operasionalnya karena debit air yang masuk tak mencukupi,” tutur Manajer SDM dan Umum PT PLN Persero Wilayah Riau dan Kepulauan Riau Dwi Suryo Abdullah kepada awak media, Senin (10/10/16).
Dijelaskan Dwi, akibat dari lamanya tidak turun hujan di bagian hulu Sungai Kampar, saat ini ketinggian air di waduk PLTA Koto Panjang hanya 73,5 mdpl. Kondisi yang tidak memungkinkan untuk sekedar memutar satu turbin.
“Sebelumnya sudah kita coba memutar satu turbin, tapi air yang masuk tak sebanding dengan air yang keluar, situasinya tak ideal, sehingga kami hentikan kembali,” tuturnya.
Karena pengoperasian turbin benar-benar tergantung debit air, maka Dwi menyatakan faktor alam sangat dominan bahkan sangat menentukan kapan turtbin di PLTA Koto Panjang bisa kebali dioperasikan. Karena itu, Dwi juga berharap masyarakat membantu dengan berdoa agar Tuhan segera menurunkan hujan di hulu Sungai Kampar.
Meski demikian, Dwi menepis anggapan bahwa PLN hanya berpangku tangan menunggu turunnya hujan. Bahkan, jauh-jauh hari upaya modifikasi cuaca sudah dilakukan bekerja sama dengan sejumlah intansi, seperti Badan Metreologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Badan Lingkungan Hidup (BLH), TNI AU dan intansi terkait lainnya.
Selain itu, Dwi menyebutkan bahwa pihaknya juga melakukan berbagai upaya untuk memodifikasi tata kelola air di waduk PLTA Koto Panjang agar debit air yang terbatas bisa difungsikan seoptimal mungkin.
Sementara itu untuk mengatasi dampak dari lumpuhnya PLTA Koto Panjang, Dwi menyebutkan bahwa kondisi tersebut cukup terbantu dengan sisten Intekoneksi Sumatera (IS). Saat ini sudah masuk pasokan dari PLTU Teluk Sirih, Sumatera Barat dan sedang diupayakan pasokan dari pembangkit lain yang masuk dalam sistem IS.
Dalam kesempatan tersebut, Dwi juga menyampaikan informasi kemungkinan akan dilakukan pemadaman bergilir dengan durasi yang lebih panjang. Kepada masyarakat juga dihimbau untuk mengurangi penggunaan listrik pada waktu beban puncak.
“Kami mengharapkan masyarakat lebih berhemat menggunakan listrik, terutama pada waktu beban puncak,” demikian penjelasannya.
rtc/fn/radarriaunet.com