Opsi Sarapan Daging untuk Tubuh Ramping

Administrator - Jumat, 07 Oktober 2016 - 10:36:28 wib
Opsi Sarapan Daging untuk Tubuh Ramping
ilustrasi. cnn

RADARRIAUNET.COM - Kalangan tertentu biasanya lebih memilih sayuran dan buah-buahan, telur atau sereal sebagai menu sarapan demi menjaga kesehatan dan mempertahankan bentuk tubuh tetap ramping.

Namun pelatih kebugaran asal London, Greg Cornthwaite, justru menyarankan untuk mengubah menu sarapan dengan daging.

Melansir Daily Mail, Cornthwaite beranggapan bahwa dengan mengonsumsi makanan tinggi protein, lemak sehat dan rendah karbohidrat dalam daging tertentu justru akan mencegah tubuh menimbun lemak.

Daging yang dipilih oleh Cornthwaite adalah daging rusa, steak, domba dan daging cincang.

"Sarapan ini harus memberikan tubuh protein esensial dan lemak untuk mulai melakukan metabolisme dan menyeimbangkan kadar gula dalam darah," kata Cornthwaite.

"Kondisi ini mengharuskan tubuh untuk kenyang lebih lama agar mencegah dari asupan gula hingga waktu makan siang," ia menambahkan.

Beberapa set menu juga menjadi saran Cornthwaite. Saran pertama adalah daging cincang dengan potongan brokoli serta bawang merah yang ditumis dengan minyak kelapa.

Menu ini dinilai tinggi akan kandungan zinc, vitamin A, B1, B12, B6, zat besi, kalium, dan kalsium.

Namun bila ingin mencoba sarapan yang sedikit lebih mewah, daging rusa dengan sayuran hijau dan tomat dimasak dengan minyak kelapa bisa jadi pilihan. Menu ini memiliki kandungan lengkap vitamin A, B6, C dan K, serta serat dan kalium.

Tapi bila mengonsumsi daging merah terasa kurang sehat bagi Anda, menu lain yang dapat dicoba adalah penggunaan ikan.

Ikan, macam makarel, cukup layak tersaji saat pagi hari karena mengandung protein tinggi, asam lemak omega-3 yang baik bagi otak, vitamin A, B1, B6, E, kalium, magnesium, kalsium, juga zat besi.

"Semua menu tersebut akan memberikan tubuh protein esensial dan lemak untuk memulai metabolisme serta menyeimbangkan kadar gula darah tubuh," kata Cornthwaite.

Namun ada catatan yang perlu diperhatikan. Cornthwaite mengatakan bahwa kondisi masing-masing orang berbeda dalam mencerna makanan lantaran faktor genetik. Ia pun menyadari tidak semua orang cocok dengan pola diet yang ia berikan.

"Inilah mengapa gizi menjadi topik yang sering diperdebatkan karena tidak ada makanan yang cocok untuk semua orang," kata Cornthwaite.

"Bila tubuh benar-benar sensitif terhadap karbohidrat, maka ia akan diproses secara efisien dan mengubahnya menjadi energi dan cadangan energi sehingga tidak menambah lemak," ia melanjutkan.

"Namun bila tubuh kurang sensitif terhadap karbohidrat, tubuh lebih mungkin mengubah karbohidrat menjadi energi."


cnn/fn/radarriaunet.com