RADARRIAUNET.COM - Badan Pusat Statistik Riau merilis kenaikan harga cabai merah dan mobil di wilayah tersebut menyebabkan inflasi sebesar 0,81 persen pada bulan September 2016.
"Terjadi kenaikan harga cabai dan mobil di Riau ini menyumbang inflasi terbesar di bulan September," kata Kepala BPS Riau Ir Aden Gultom MM yang baru delapan hari menjabat sebelumnya pindah dari Provinnsi Bengkulu, di Pekanbaru, Senin (3/10/16).
Ia mengatakan inflasi Riau bulan ini lebih tinggi dari nasional yang hanya 0,2 persen. Ini juga dipengaruhi oleh sumbangan inflasi Kota Dumai yang mencapai 0,64 dan Pekanbaru 0,94 persen. Sementara Tembilahan justru alami Deflasi 0,22 persen.
"Dengan demikian kami mencatat inflasi tahun kalender Riau sebesar 1,99 persen, lebih tinggi dari nasional 1,97 persen," tegasnya.
Ir Aden Gultom MM menjelaskan penyebab inflasi di Riau adalah. Kenaikan pada lima kelompok pengeluaran, bahan makanan naik 2,22 persen, transportasi, komunikasi dan jasa keuangan 1,31 persen, makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,29 persen, kesehatan 0,21persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,07 persen, "Inflasi terbesar diakibatkan bahan makanan, makanan jadi, trasnporttasi, perumahan dan air."
Menurut dia rokok tidak pernah deflasi naik terus apalagi akan naik. Tetapi ada komoditas yang menahan alias deflasi yakni daging ayam ras, bawang merah, gula pasir, bawang merah.
"Untuk Kota Pekabaru yang menaikkan harga cabai hijau, kopi manis , sementara cabai rawit, pir, nangka justru turun," katanya menambahkan.
Ia juga memprediksi Pilkada Febriari 2017 akan meningkatkan permintaan meningkat bukan hanya bahan konsumsi makanan logistik. "Itu biasanya meningkatkan inflasi namun BPS belum bisa seberapa besar karena belum mengetahui kebutuhan pilkada," tegasnya mengakhiri.
rbc/fn/radarriaunet.com