Dumai dan Bagan Siapi-api Miliki Potensi Besar dalam Sektor Perikanan Tangkap Tingkat Nasional

Administrator - Jumat, 30 September 2016 - 11:06:52 wib
Dumai dan Bagan Siapi-api Miliki Potensi Besar dalam Sektor Perikanan Tangkap Tingkat Nasional
Kementerian Kelautan dan Perikan Republik Indonesia saat mengunjungi Terminal Agro di Dumai didampingi Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman dan Wakil Walikota Dumai Eko Suharjo, serta Kepala Disnakanla Dumai, juga Kepala Disnakertrans Dumai. gor

RADARRIAUNET.COM - Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia (KKP RI), mengakui Kota Dumai dan Bagan Siapi-api di Kabupaten Rohil, Provinsi Riau, memiliki potensi besar dalam sektor perikanan tangkap tingkat nasional. Dimana panjang pantai Provinsi Riau, dua kali panjangnya Pulau Jawa.

Demikian hal itu dikatakan Kepala Badan Pengembangan SDM dan Pemberdayaan Masyarakat Kelautan dan Perikanan KKP RI, Rifki Hartdiyanto kepada awak media, Rabu siang (28/9/2016) usai mengunjungi Terminal Agro dan BLK Provinsi Riau di Dumai.

"Sektor kelautan dan perikanan akan kita dorong untuk menjadi salah satu sektor yang mampu memacu pertumbuhan ekonomi nasional, khususnya di Dumai dan Bagan Siapi-api. Karena sektor perikanan dan kelautan punya potensi tumbuh double digit, ditengah lesunya komoditas, pertambangan dan harga minyak," katanya yang mengenakan baju batik coklat lengan panjang.

Menurutnya, untuk mendukung ini semua dibutuhkan dukungan Sumber Daya Manusia (SDM). KKP RI mencanangkan dalam 3 tahun kedepan, tingkat konsumsi ikan nasional bisa tumbuh menjadi 55 kilogram (kg) per kapita. Artinya, ada pertumbuhan kurang lebih 20 persen dari sekarang, yang hanya sekitar 40 kg per kapita.

"Dengan pertumbuhan itu dibutuhkan pasokan tambahan ikan untuk pasar domestik saja. Makanya saya datang kesini ketemu Pak Gubernur, bagaimana kita menumbuhkan sektor perikanan di dalam negeri, khususnya Riau," ungkapnya.

Ada 2 hal utama yang akan patut didorong, hematnya, yaitu sektor perikanan tangkap dan sektor perikanan budidaya. Sektor perikanan tangkap harus ada infrastruktur, alat-alat tangkap dan ada orangnya juga. Seperti Bagan Siapi-api, yang sejak dulu sudah terkenal sebagai sentral utama perikanan di Indonesia.

"Seperti di Kabupaten Kampar, ada minapolitan untuk budidaya air tawar jenis ikan patin. Patin ini satu potensi yang besar untuk mendorong konsumsi ikan nasional. Karena dari total kebutuhan tambahan sebesar 3,6 juta ton per tahun, 1 juta ton kita dapat dari sektor perikanan tangkap, sedangkan 2,4-2,6 juta ton harus dari budidaya," bebernya, termasuk diantaranya bisnis pakan.

Dirinya datang ke Dumai dan Bagan Siapi-api, serta Kabupaten Kampar, untuk melihat, ada atau tidaknya potensi-potensi atau aset di kabupaten/kota yang bisa dikembangkan atau digunakan, serta dioptimalkan untuk kegiatan pengembangan sdm, antara lain pendidikan dan pelatihan oleh KKP RI.

"Sektor perikanan budidaya air tawar yang juga sangat masif. Nanti kita lihat dalam perspektif regional siapa kompetitor kita. Untuk budidaya air tawar, misalnya kita berhadapan dengan negara Vietnam. Bisa tidak ikan patin dari sini (Kampar) kita fillet, atau kegiatan pengolahan lainnya dan tidak hanya patin segar saja. Sehingga kita bisa menyaingi Vietnam," urainya.

Kota Dumai punya garis pantai atau water front yang berhadapan dengan Selat Malaka, dengan banyaknya pulau-pulau kecil. Jadi Dumai dan Bagan Siapi-api mempunyai potensi besar dalam sektor perikanan tangkap.


gor/fn/radarriaunet.com