RADARRIAUNET.COM - Harga gas di Indonesia saat ini terpantau sangat tinggi berada di kisaran US$ 8-10/MMbtu, bahkan di Sumatera Utara bisa mencapai US$12/MMbtu. Sementara di negara tetangga seperti Singapura, harga gas industri hanya separuhnya.
Menanggapi tingginya harga gas di Indonesia, Direktur Utama PT PLN (Persero) Sofyan Basir mengatakan, dengan campur tangan pemerintah, diharapkan harga gas di Indonesia bisa beranjak turun bisa sama seperti Singapura.
"Itu memang saya concern gas. Kalau gas concern mudah-mudahan gas ini ada perubahan dalam waktu dekat," ujar Sofyan saat ditemui di Kementerian BUMN, Jakarta Pusat, Senin (5/9/2016).
Mantan Direktur Utama Bank BRI tersebut juga berharap harga gas di Indonesia bisa lebih murah, yaitu di kisaran US$5-US$6/MMbtu.
"Supaya normal saja harga gasnya. Itu diharapkan US$5-US$6/MMbtu," ujar Sofyan sambil memasuki mobil Range Rover cokelat.
Mahalnya harga gas industri di Indonesia, disinyalir karena banyaknya 'pemain' yang terlibat dalam satu rantai distribusi.
Namun, menurut Sofyan selama ini PLN membeli gas industri untuk kebutuhan pembangkit langsung dari Perusahaan Gas Negara (PGN) (Persero) dan Pertamina (Persero). Harga beli gas PLN dari PGN dan Pertamina juga bervariasi yang masih berada di atas US$5/MMbtu.
"Nggak, langsung dari PGN sama Pertamina. Banyak, bervariasi tergantung lokasi. Banyak sih rangenya. Masih di atas US$5/MMbtu," tutur Sofyan.
Dengan adanya rencana holding BUMN energi, diharapkan harga gas industri dapat ditekan lebih rendah lagi. "Mudah-mudahan dengan adanya holding bisa lebih efisien semua," kata Sofyan.
dtc/fn/radarriaunet.com