PEKANBARU (RRN) - Turunnya harga karet dan sawit akan berdampak besar pada kehidupan masyarakat Riau yang memang mengandalkan komoditi tersebut untuk melangsungkan hidupnya. Jika harga yang begitu rendah tersebut tidak kunjung naik maka akan sangat berpotensi pada peningkatan angka pengangguran dan akan meningkatkan tidak kriminalitas.
Demikian hal tersebut disampaikan anggota DPRD Riau, Supriati. Seperti diketahui belakangan ini harga sawit hanya berkisar Rp400. "Kalau kondisi seperti ini dibiarkan terus maka dampaknya akan besar. Kita lihat saja harga beras 1 kg Rp13.000, dari sini saja sudah tidak sebanding. Jika ini terus terjadi angka kemiskinan pun pasti meningkat, angka pengangguran meningkat dan yang terjadi apa! Angka kriminalitas juga meningkat," jelas wakil rakyat dapil Inhu-Kuansing ini.
Dirinya juga menuturkan hal ini memang sangat dirasakan oleh masyarakat dan dapat dilihat dengan menurunya daya beli masyarakat.
"Kita bisa lihat sekarang ini, pasar, cafe, supermarket di daerah-daerah itu pasti sepi. Kenapa, karena pendapatan masyarakat yang selama ini mengandalkan hasil komoditi sawit dan karet sudah tidak bisa memenuhi kebutuhannya lagi," paparnya.
Tidak hanya itu saja, akan banyak yang menjadi korban dan kemungkinan banyak orang yang menjadi strespun akan besar jika kondisi ini tidak diperbaiki. "Kalau ini terus terjadi, anak-anak mereka yang sedang kuliah dan sekolah bisa berhenti. Bakal banyak kendaraan yang ditarik dealer karena para petani sawit dan karet tidak bisa membayar angsurannya," lanjut politisi partai Golkar tersebut.
Untuk itu, saat ini pemerintah pusat diharapkan bisa segera tanggap dengan kondisi tersebut. "Ini tidak bisa hanya diselesaikan di daerah. Ini juga harus menjadi perhatian nasional," tutupnya. (teu/hrc)