RADARRIAUNET.COM - Pembangunan infrastruktur yang saat ini sedang berjalan di daerah-daerah terkesan masih lambat. Karena itu, pemerintah dituntut untuk bergerak lebih cepat.
Percepatan pembangunan infrastruktur dilakukan dengan dua cara, yaitu penggunaan inovasi teknologi dan mempercepat pengerjaan tanpa mengabaikan kualitas. "Kita ini sedang bersaing untuk menyejahterakan masyarakat. Bersaing dengan negara-negara di sekitar kita. Tujuannya, agar Indonesia ini menjadi negara tujuan investasi," ujar Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Arie Setiadi Moerwanto, Jumat (26/8/2016).
Dia mengatakan, berbagai temuan baru dan pengembangan teknologi sudah dihasilkan Balitbang dan kemudian diaplikasikan untuk kepentingan pembangunan infrastruktur.
Misalnya pembangunan jalan layang (fly over) di Antapani, Bandung yang menggunakan teknologi Corrugated Mortar Busa Pusjatan (CMP).
Inovasi ini merupakan pengembangan dari teknologi Corrugated SheelArch oleh Pusat Litbang Jalan dan Jembatan Kementerian PUPR.
Penggunaan teknologi CMP bisa menjadi salah satu solusi mengatasi kemacetan karena memiliki banyak kelebihan dibandingkan dengan fly over yang menggunakan bahan konstruksi konvensional.
Keunggulan dari teknologi CMP di antaranya dapat menghemat biaya hingga 70 persen dan juga dapat memangkas waktu pengerjaan hingga 50 persen. Selain itu kelebihan lain dari CMP yaitu ramah lingkungan karena menggunakan lebih sedikit material konstruksi.
Selain CMP, teknologi terkini dari Balitbang PUPR di antaranya Sistem Informasi Dini Lalu Lintas (SINDlLA) yang sudah diaplikasikan di beberapa lokasi di Jawa, jembatan apung di Cilacap, balai/perpustakaan apung di Semarang dan National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) yang akan diaplikasikan di Jakarta.
NCICD atau tanggul laut raksasa dimaksudkan untuk menanggulangi masalah banjir yang tiap tahun menyapa masyarakat Ibukota.
Pembangunan jembatan apung di Cilacap dan balai/perpustakaan apung di Tambak Lorok, Semarang ditargetkan akhir tahun ini sudah dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar.
kps/fn/radarriaunet.com