JK: Kita Islam yang Toleran, Lakukan Hal Lain Juga untuk Kemajuan Bangsa

Administrator - Kamis, 30 Juni 2016 - 09:51:46 wib
JK: Kita Islam yang Toleran, Lakukan Hal Lain Juga untuk Kemajuan Bangsa
JK memberi sambutan dalam buka puasa bersama ICMI. dtc
RADARRIAUNET.COM - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan toleransi antar umat beragama di Indonesia masih terjaga dengan baik. Toleransi ini dapat menjadi modal untuk majunya sebuah bangsa. "Kalau kita bicara tentang Islam Indonesia selalu tentang dua kebanggaan. Pertama, kita jumlah paling besar, kedua kita toleran. Banyak hal yang mesti kita lakukan. Jangan hanya jumlah dan toleransi yang jadi kerukunan kita tetapi apa yang harus kita lakukan untuk memperbaiki kemajuan kita," ujar JK saat berbuka puasa bersama di Istana Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa (28/6/2016).
 
JK bercerita soal kondisi Indonesia yang jauh lebih baik dibandingkan sejumlah negara yang mengalami konflik di Timur Tengah. Kondisi ini menurutnya patut disyukuri. Saat menyinggung soal peran elemen masyarakat termasuk ormas Islam, JK dalam sambutannya memberi kesempatan kepada sejumlah tokoh yang hadir untuk memberikan pandangannya atas kondisi Indonesia. Buka puasa bersama ini dihadiri pengurus Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI), PP Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama dan ormas Islam lainnya.
 
Ketum ICMI, Jimly Asshidiqie mengatakan toleransi di Indonesia lebih baik dibanding negara-negara lain. Jimly mencontohkan soal kesempatan yang sama bagi semua orang untuk menjadi kepala daerah. "Kita juga harus mencatat tadi yang disebut Pak wapres soal toleransi. Tidak ada bangsa yang toleran seperti kita. Di AS untuk menerima orang Katolik jadi presiden butuh 2 abad. Kita di Kalimantan Barat, 55-60 persen muslim, tapi 10 tahun kita dipimpin di sana orang Katolik jadi gubernur. Kalau di Inggris baru seorang wali kota, itu pun baru 1 periode. Kita sudah duluan," tuturnya.
 
Menurut Jimly, sikap dan tindakan toleran dapat ditunjukkan menyangkut pemilihan kepala daerah. Masyarakat harus bisa menerima dan mendukung kepala daerah terpilih hasil Pemilu meski berbeda latar belakang. "Nah ini saya rasa kita mesti siap-siap. Tapi sah-sah saja meluas ke tempat lain. Mungkin itu tidak menyenangkan, tapi seandainya memang terjadi kita harus siap, boleh jadi ada hikmah di balik itu. Mungkin keislaman itu akan berubah dari sifatnya formal ke substansial," ujar dia.
 
Setiap orang menurutnya, tidak bisa memaksakan kehendaknya untuk urusan pemilihan kepala daerah. Sistem Pemilu di RI ditegaskan Jimly memberikan kesempatan sama bagi calon. Sedangkan warga memiliki kebebasan untuk menetapkan pilihannya. "Sistem yang kita pakai memberi kebebasan kepada semua orang dan kita tidak bisa menyalahkan umat. Umat makin lama makin kritis, (walaupun) ada juga yang dimanipulasi. Tapi pendukung orang ini pakai jilbab juga. Jadi mumpung masih cukup waktu, barangkali kita harus antisipasi kemungkinan-kemungkinan itu, seandainya betul terjadi ya kita musti terima," imbuh Jimly.
 
Selain itu, Jimly juga menyinggung pentingnya membangun Indonesia sebagai pusat peradaban Islam. Indonesia disebut punya modal kuat untuk memberikan sumbangsih terhadap kemajuan peradaban Islam. "Alhamdulillah bangsa muslim melayu ini yang terbesar bangsa muslim terbesar sekarang (ada) di Indonesia ini. Sekarang saatnya membangun Indonesia menjadi pusat peradaban Islam, tatkala pusat ekonomi dunia ini bergeser, dari Amerika ke Asia," katanya.
 
Sedangkan Ketum MUI, Ma'ruf Amin mengatakan pihaknya memiliki 3 program besar yang dikembangkan yakni menjaga, memelihara dan melindungi umat dari cara berpikir menyimpang dan akhlak yang tidak baik. "Memperbaiki umat, khususnya di bidang ekonomi bidang pemberdayaan. Perbaikan yang harus kita lakukan perbaikan yang menurut ulama ke arah yang lebih baik, perbaikan harus berkelanjutan. Menyatukan umat, ini menjadi penting. Bagaimana dengan perbedaan? Perbedaan tetap dipelihara...maka kita harus bertoleransi, tidak boleh ada sikap ego kelompok. Tapi untuk masalah-masalah strategis kita harus satu," sebut Ma'ruf.  
 
 
teu/dtc/radariaunet.com