Nestapa Buruh PT MIG 3 Bulan Tanpa Penghasilan, Diusir dari Rumah Kontrak, tak Berani Mikir Lebaran

Administrator - Senin, 27 Juni 2016 - 10:34:57 wib
Nestapa Buruh PT MIG 3 Bulan Tanpa Penghasilan, Diusir dari Rumah Kontrak, tak Berani Mikir Lebaran
Lebih dari 400 eks karyawan PT MIG sudah tiga bulan tak berpenghasilan. rtc
RADARRIAUNET.COM - Horor sampah yang terjadi di Kota Pekanbaru sebulan terakhir tak sekedar persoalan kebersihan lingkungan yang tercemar, tetapi memunculkan cerita nestapa yang mengiris-iris perasaan. Betapa tidak, ada 480 keluarga yang sudah tiga bulan hidup tanpa penghasilan jelas. Dua bulan gaji tak dibayar dan sebulan terakhir mogok kerja.
 
“Kalau masalah ekonomi keluarga akibat persoalan ini, susah saya menceritakannya,” tutur Gober, salah seorang petugas kebersihan eks karyawan PT MIG saat berbincang dengan awak media, Sabtu (25/6/16).
 
Pria berusia sekitar 34 tahun tersebut seperti hendak menangis karena bebat berat yang menyesakkan dada. Menurutnya, sekarang ini dirinya tak memiliki pemasukan rutin. Hanya dapat upah dari kerja serabutan yang bisa didapat. Kadang membantu membersihkan perkarangan warga atau kerja bangunan.
 
“Kerja apa saja, yang penting bisa dapat penghasilan untuk mencukupi kebutuhan keluarga. Apa lagi sekarang mau hutang ke kedai pun sudah tak dipercaya, karena hutang yang dulu belum dibayar,” tuturnya.
 
Nestapa hampir sama juga diceritakan Hasan, pekerja kebersihan eks karyawan PT MIG. Selain dapur keluarga terancam tak ngebul, Hasan juga merasa bingung dengan masa depan dua anaknya. Satu baru tamat SD dan satu lagi baru tamat SMP. Sampai sekarang belum bisa mengabil ijazah kedua anaknya karena sama-sama menunggak biaya sekolah.
 
“Jangankan untuk melanjutkan sekolah kedua anak saya, ijazahnya saja belum bisa saja ambil karena masih punya tunggakan pembayaran sekolah,” tuturnya.
 
Baik Gober maupun Hasan lantas menceritakan nestapa teman senasibnya yang sama-sama dililit kesulitan akibat horor sampah Kota Pekanbaru. Ada beberapa eks buruh yang diusir dari rumah kontrak karena sudah menunggak bayar tiga bulan. “Teman yang tinggal di Rumbai dan Sukajadi diusir dari rumah kontrak karena sudah tiga bulan menunggak sewa. Mereka sekarang ditampung teman yang lainnya,” tutur Hasan.
 
Ada juga eks buruh yang sudah dua minggu tak berani pulang karena terus dimarahi istrinya yang minta uang untuk bayar hutang. Untuk mencukupi kebutuhan makan keluarganya, ia terpaksa menitipkan uang Rp20 ribu pada temannya untuk diberikan pada istrinya.
 
Sementara yang lain terpaksa menjual sejumlah barang yang bisa menghasilkan uang, seperti sepeda motor dan telephon genggam, agar tak sampai kelaparan. Karena itu, para pekerja sangat berharap pembayaran gaji dua bulan milik mereka tak sekedar dijanjikan. Jadwal pada Selasa (28/6/16) benar-benar terlaksana. Mereka sangat memerlukan gaji tersebut untuk membayar hutang dan mencukupi kebutuhan keluarga. “Sekarang ini kami tak bisa mikirkan Lebaran. Bisa bayar hutang saja sudah lega,” ujar Hasan. 
 
Cerita nestapa sekitar 480 petugas kebersihan eks PT MIG yang sudah tiga bulan tak punya penghasilan menggugah sejumlah mahasiswa dari Badan Eksemutif Mahasiswa (BEUM) beberapa perguruan tinggi di Pekanbaru. Mereka turun ke jalan untuk menggalan donasi dalam rangka meringankan beban hidup mereka, Sabtu (25/6/16).
 
“Sekarang ini ada sekitar tigapuluh relawan yang turun untuk menggalang donasi bagi petugas kebersihan eks PT MIG,” ujar Presiden Mahasiswa Universitas Riau Abdul Khair saat menggalang dana di perempatan lampu merah Mal SKA Pekanbaru.
 
Diceritakan Abdul Khair, para pekerja kebersihan eks PT MIG sedang dililit masalah ekonomi serius karena sudah tiga bulan tak punya penghasilan. Hampir seluruhnya kini dililit hutang untuk makan keluarga sehari-hari. Bahkan, ada yang sampai diusir dari rumah sewa karena menunggak pembayaran tiga bulan.
 
Ketika ditanya mengenai mekanisme penyaluran bantuan, Khair mengaku masih mendiskusi mengenai cara paling tepat dan efektif. Tidak tertutup kemungkinan pihaknya akan bekerja sama dengan lembaga lain, seperti Bulog untuk menyediakan beras bagi para pekerja kebersihan eks MIG. “Kemungkinan akan kita upayakan mengadakan kebutuhan pokok untuk mereka. Karena itu, kita akan jajaki kerja sama dengan Bulog,” tuturnya.
 
Aksi galang dana untuk para pekerja kebersihan eks MIG, menurut Khair akan digelar beberapa hari ke depan. Sampai dana yang terkumpul dirasa memadai. Hal serupa juga dilakukan Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Kesehatan Riau (IPM Kesri). Mereka juga mengerahkan anggota untuk membangu mengumpulkan donasi bagi para pekerja kebersihan eks PT MIG. 
 
 
teu/rtc/radarriaunet.com