Diduga, Jaringan Prostitusi Anak Dibawah Umur Mulai Marak di Siak

Administrator - Kamis, 23 Juni 2016 - 13:39:31 wib
Diduga, Jaringan Prostitusi Anak Dibawah Umur Mulai Marak di Siak
ilustrasi. tnc
RADARRIAUNET.COM – Kasus prostitusi yang saat ini marak diperbincangkan terjadi di negeri Istana ini. Pasalnya selain menangkap wanita penghibur, Satpol PP Kabupaten Siak, juga menangkap seorang remaja dibawah umur yang diindikasikan menjadi wanita panggilan. Remaja Ra (16) tersebut ditangkap sekitar pukul 3.15 wib di taman Singapur Siak, Selasa (17/5/16).
 
“Remaja tersebut kita tangkap di taman singapur sekitar pukul 3.15 wib. Remaja tersebut sebenarnya bersama teman laki-lakinya, namun saat mau ditangkap laki-laki tersebut kabur dengan motornya,” kata Intel Satpol PP Iwar.
 
Saat diintrogasi Satpol PP (Ra) mengaku bahwa mereka mempunyai kawan atau berkelompok. Dalam satu kelompok tersebut ada sekitar 5 orang, dari berbagai kawasan yang ada di Siak mulai Siak Raya, Balai Kayang II belantik, Sungai Pinang. Mereka rata-rata adalah anak yang putus sekolah.Usia mereka rata-rata dibawah usia 17, antara 14-16 tahun.
 
Saat ini Satpol PP saat ini sudah mengantongi nama-nama yang berada dikelompok tersebut.”Rencananya kita juga akan memanggil nama tersebut untuk dibina, namun juga menunggu persetujuan dari orang tuanya,” Kata Kasatpol PP Siak Hadi Sanjoyo.
 
Ra bukan kali ini saja tertangkap, sebelumnya, Ia juga pernah ditangkap oleh warga rempak, karena Ia berkeliaran malam hari di sekitar Perputakaan Arsip Siak. Beruntung Ia tidak diamuk warga, Intel Satpol PP saat itu sedang berpatrol dan langsung membawa (Ra) ke Kantor Satpol PP pada tahun 2015 yang lalu.
 
Diduga RA juga tidak terlalu kenal dengan teman laki-lakinya.”Sepertinya RA, hanya mengenal gitu-gitu aja dengan laki-laki tersebut. Dan juga belum lama kenal,” lanjutnya.
 
Saat Tim Satpol PP menanyakan, apa orang tuamu tidak marah, kalau kamu pulang malam? Ra menjawab dengan polos.”Bapak marah-marah kalau saya pulang malam, makanya saya pulang pagi,” kata Ra remaja (16) dengan polosnya.
 
Pusat pelayan terpadu pemberdayaan perempuan dan anak (P2TP2A), saat diwawancarai oleh tim awak media, Ra akan dibina dulu, dikonseling jika memang tidak bisa, baru dibawa ke BRSA Pekanbaru jika memang masih sukar untuk berubah.”Yang dikonseling bukan hanya anaknya, namun juga orang tuanya. Agar bimbingan bukan hanya di P2TP2A, namun juga di lingkungan keluarga, agar orang tua juga lebih bertanggung jawab menjaga anaknya” Ketua P2TP2A Sofwan saleh. 
 
 
teu/isc/radrarriaunet.com