Pelihara Tradisi, Pemuda Kota Tengah di Rohul Bangunkan Sahur Berkeliling dengan Ketongan

Administrator - Selasa, 14 Juni 2016 - 11:24:55 wib
Pelihara Tradisi, Pemuda Kota Tengah di Rohul Bangunkan Sahur Berkeliling dengan Ketongan
Meskipun zaman sudah maju, namun tradisi membangunkan makan sahur keliling kampung masih terjaga di Kota Bangun, Rohul. rtc
RADARRIAUNET.COM - Meski sudah zaman modern serba teknologi, namun para pemuda di Kota Tengah Kecamatan Kepenuhan, Kabupaten Rokan Hulu (Rohul) lebih memilih mempertahankan tradisi adat mereka di bulan suci Ramadan. Menjelang waktu sahur, antara pukul 03.00 WIB hingga pukul 04.00 WIB, puluhan pemuda di Dusun Sungai Kuning Kelurahan Kota Tengah, Kecamatan Kepenuhan, dengan berjalan kaki membangunkan warga untuk sahur memakai kentongan, mulai galon air isi ulang sampai kaleng.
 
Memukul-mukul barang berbunyi ini dimaksudkan agar warga yang tengah terlelap, segera bangun dari tidurnya dan menyiapkan makanan sahur untuk keluarganya. Di Provinsi Riau, khususnya di Kabupaten Rohul, tradisi membangunkan warga untuk sahur sudah jarang dilakukan kalangan pemuda. Namun, lambat laun tradisi tersebut mulai luntur.
 
Salah satu faktornya adalah kemajuan zaman dan teknologi, serta kurangnya rasa kebersamaan yang sudah mulai luntur untuk saling mengingatkan sesama umat. Meski demikian, tradisi ini masih dilakukan oleh pemuda di Kota Tengah Kecamatan Kepenuhan. Di waktu memasuki sahur, puluhan pemuda membangunkan sahur warga sambil keliling kampung, sambil berteriak "Sahur-sahur pak, sahur bu."
 
Dedi Setiawan, selaku penggerak kegiatan membangunkan warga sahur, mengatakan tradisi ini merupakan tradisi nenek moyang warga Kepenuhan yang harus dilestarikan di zaman teknologi. Ia mengungkapkan membangunkan warga memakai alat yang membuat suara bising memang dipilih, sehingga warga mendengarnya. Dan sejauh ini, diakuinya belum ada warga yang merasa risih atau marah. "Malah sebaliknya warga senang karena bisa langsung terbangun mendengar bunyi-bunyian itu," jelasnya.
 
"Kami sebagai pemuda sudah melakukan hal yang baik ini di tengah-tengah masyarakat setiap bulan suci Ramadan," ujarnya.
 
Dedi mengakui dirinya dan warga Sungai Kuning akan tetap pertahankan tradisi tersebut, sehingga tidak tergilas oleh perkembangan zaman dan teknologi seperti sekarang ini. "Selain mendapat pahala, kebersamaan ini juga semakin erat. Inilah warisan nenek moyang kami yang harus dipertahankan," tandas Dedi.
 
 
teu/rtc/radarriaunet.com