RADARRIAUNET.COM - Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman mengatakan, masalah suplai daging sapi untuk kebutuhan masyarakat sejak awal memang tidak ada batasan. Namun demikian, tetap saja bisnis sapi di Riau sepi peminat.
"Saya tak tahu juga kenapa tidak banyak peminatnya. Saya tak pernah dalami bisnis sapi soalnya," katanya kepada awak media.
Dia menyebutkan, sejauh ini Pemerintah Provinsi Riau tidak pernah membatasi pelaku bisnis yang ingin mengembangkan usaha sapi secara besar-besaran. Untuk sementara ini, Pemerintah Provinsi Riau masih mengandalkan pasokan sapi dari provinsi tetangga.
Karena di wilayah itu juga mengalami kekurangan, akibatnya suplai sapi yang dibutuhkan Riau juga terhambat. Akibatnya harga melambung. Dan masyarakat ikut merasakan hal tersebut.
Dari laporan Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Riau, suplai ketersediaan sapi di Riau masih andalkan pasokan dari Provinsi Lampung. Sejak awal pemerintahnya memberdayakan masyarakat yang berada di wilayah transmigrasi untuk melakukan pertanian terintegrasi.
Sementara itu terkait kebijakan Presiden Joko Widodo yang akan memberlakukan harga daging sapi sampai Rp80 per kilogram, kata Andi Rachman jika masih mengandalkan suplai sapi lokal, kebijakan itu memang sulit untuk diterapkan.
"Makanya pemerintah buka kran impor. Daging sapi dari luar itu akan membanjiri pasaran supaya harga bisa turun. Terlepas apakah bisa diberlakukan pada harga 80 ribu rupiah itu kita lihat nantilah," sambungnya.
Tanggapan pemerintah Provinsi Riau terhadap keingingan Presiden RI Joko Widodo untuk menurunkan harga daging sepanjang Ramadhan dan lebaran, kembali ditunjukkan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Riau, Muhammad Firdaus. "Tak bisa diharga 80 ribu rupiah. Walaupun kran impor dibuka," katanya.
Menurutnya, diprediksi harga daging sapi di Riau khsusunya di Pekanbaru mendekati harga Rp100 ribu per kilonya. Kebijakan Pemerintah Pusat untuk membuka kran impor dianggap tidak begitu besar memberi imbas terhadap penurunan harga. Mengingat jika masih ada oknum tertentu yang masih melakukan penimbunan komoditi ini.
Dia mengaku Pemerintah Provinsi Riau sudah melakukan pertemuan dengan Asosiasi Pedagang Sapi di Riau. Kepada pemerintah mereka mengatakan persoalan sesungguhnya ada pada ketersediaan suplai daging sapi. Selain masih mengandalkan sapi lokal, kemungkinan besar sulit harga daging di Riau akan turun.
"Ketersediaan daging di kita memang tidak memadai. Untuk memenuhi kebutuhan Riau saja kita masih mengandalkan daging sapi dari Palembang. Jikapun nantinya terjadi penurunan, mungkin tidak akan sesuai dengan harapan presiden. Asosiasi Pedagang Sapi saja mengeluhkan itu," tambahnya.
bpc/fn/radarriaunet.com