Benarkah Ada Jejak Kokain dalam Minuman Kola?

Administrator - Jumat, 13 Mei 2016 - 20:57:06 wib
Benarkah Ada Jejak Kokain dalam Minuman Kola?
Minuman kola ternyata pernah mengandung kokain. Siraphol/Thinkstock/CNN
RADARRIAUNET.COM - Minuman kola kini sudah menjadi minuman segala usia dan kalangan. Bahkan, bukan hanya sebagai minuman rekreasi, kola juga biasanya diminum setelah makan. Menggantikan air putih, teh, kopi serta wine. 
 
Tapi, tahukah Anda, dulu minuman kola dibuat menggunakan kokain?
 
Coca-Cola yang diciptakan John Pemberton di Amerika Serikat, terdiri dari dua bahan utama. Pertama, daun koka (Erythroxylum coca) yang merupakan bahan pembuat kokain dan yang kedua adalah kacang kola (Cola acuminata) yang mengandung kadar kafein tinggi. Kedua bahan utama itu juga lah yang menjadi dasar nama Coca-Cola. 
 
Melansir laman Daily Meal, awalnya Pemberton menciptakan Coca-Cola karena dia ingin mencari penawar guna menyembuhkan kecanduannya terhadap morfin. Coca-Cola pertama kali dibuat pada 1885 sebagi ‘tonic wine’ yang bisa menumpulkan rasa sakit, tapi tidak membuat kecanduan.
 
Tapi kemudian, Pemberton mengganti formula tonik tersebut, menghilangkan wine dan memasukkan gula sebagai gantinya. Perubahan formula di tahun 1891 itu menjadi cikal-bakal popularitas Coca-Cola. 
 
Meksipun demikian, dua bahan utama Coca-Cola tetap dipertahankan. Hanya saja, di tahun 1904, Pemberton tidak lagi menggunakan daun koka segar, melainkan ekstrak yang tidak lagi mengandung alkaoid kokain. Sebelumnya, di setiap satu ons sirup kola, mengandung 1/400 gram kokain. 
 
Kandungan kokain itu kemudian sama sekali dihilangkan dari minuman tersebut pada 1929. 
 
Soal risiko kecanduan kokain dari minuman kola, the Coca Cola Company mengatakan meminum kola, kendatipun dengan kandungan daun koka di dalamnya, tidak akan menimbulkan kecanduan. Pasalnya, daun koka mengandung alkaloid kokain yang sangat rendah, yakni antara 0,25-0,77 persen. 
 
Dengan kata lain, mengunyah daun koka atau meminum ekstrak daun tersebut, tidak akan memicu eforia, megalomania dan depresi, seperti yang dialami para pecandu kokain.
 
 
RRN/CNN