Ganja Loloskan Seorang Pria dari Vonis Amputasi

Administrator - Selasa, 10 Mei 2016 - 18:00:26 wib
Ganja Loloskan Seorang Pria dari Vonis Amputasi
ilustrasi. REUTERS/Juan Gonzalez/CNN
RADARRIAUNET.COM - Ternyata daun ganja yang suka digunakan oleh banyak oknum selama ini dan dianggap negatif bagi kesehatan manusia, tetapi kali ini berbeda dengan apa yang dialami oleh seorang pria Australia yang menghisap daun ganja satu gram per hari lolos dari vonis harus amputasi setelah didiagnosa mengidap penyakit langka. 
 
Setelah luka seperti bisul di jempol kakinya gagal disembuhkan, pria tersebut berkonsultasi ke Rumah Sakit Frankston, Melbourne, tempat dimana dia sebelumnya didiagnosa mengalami peradangan arteri karena yang membuat aliran darah ke bagian tungkainya menurun.
 
Pasien tersebut sebelumnya mendapatkan perawatan balon angioplasti. Balon digunakan sebagai kateter yang ditempatkan di area yang sempit untuk merangsang pengembangan pada bagian tungkai agar dapat mengembalikannya ke ukuran normal.
 
Tak hanya menggunakan balon tersebut, pria itu juga harus mengasup aspirin dan pengencer darah sepanjang hidupnya, seperti yang diberitkan Sunday Morning Herald. 
 
Merokok ganja diketahui dapat menyebabkan pembuluh darah mengencang, yang membuat ketahanan namun juga membangun plak di arteri meningkat. Hal itu pun berdampak mempersempit arteri itu sendiri.
 
Peradangan ateri karena ganja terjadi saat penyempitan arteri mengurangi jumlah aliran darah yang kemudian berefek pada tungkai. Kondisi itu dapat menyebabkan matinya sel-sel tubuh yang disebut nekrosis. Beberapa kasus nekrosis pun tak jarang berujung pada amputasi.
 
Gejala seperti itu juga tercatat pernah dialami oleh beberapa pasien yang terjangkit penyakit bernama Bueger, yang biasanya diidap oleh perokok tembakau.
 
Meski kasus-kasus ini tercatat tidak lebih dari 100 kasus, Dokter Soon dari Royal College of Autralasian Surgeons, mengatakan peneliti kesehatan harus tetap waspada. 
 
"Dengan adanya peningkatan penggunaan ganja dan legalisasi ganja untuk dijadikan bagian medis, kewaspadaan tetap harus dijaga dan bisa saja hal ini menjadi masalah baru di masa datang," katanya dalam Annual Scientific Congress, seperti dikutip Independent.
 
 
Alex harefa/ cnn/ RRN