JAKARTA (RRN) - Pertumbuhan ekonomi triwulan II-2015 hanya 4,67 persen. Angka tersebut merupakan pertumbuhan ekonomi triwulanan terendah sejak 2011 lalu.
Menteri Keuangan (Menkeu) Bambang Brojonegoro menyebut, salah satu penyebab masih loyonya pertumbuhan perekonomian lantaran masih rendahnya penyerapan anggaran di daerah. Menurut dia, banyak dana yang mengendap di daerah. "Salah satu penyebab pelemahan ekonomi karena Rp 273,5 triliun masih 'ngendon' di daerah," ujar Bambang saat memaparkan perkembangan ekonomi makro dan realisasi APBNP 2015 di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Rabu (5/8/2015).
Sebulan lalu, Bambang mengungkapkan bahwa banyaknya anggaran yang tak jalan di daerah lantaran banyak para pejabat di daerah takut dikriminalisasi dan terjerat korupsi karena banyak aturan yang tak jelas. Oleh karena itu, kata dia, pemerintah saat ini terus menggodok peraturan pemerintah agar pejabat pemerintah tak ragu menggunakan anggaran seperti selayaknya dipergunakan.
Dia menyampaikan bahwa hingga 31 Juli 2015, anggaran transfer ke daerah dan dana desa mencapai Rp389,3 triliun, atau 58,6 persen dari pagu anggaran dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2015 sebesar Rp664,6 triliun. Realisasi belanja negara mencapai Rp 913,5 trilun hingga 31 Juli 2015. Realisasi tersebut hanya 46 persen dari pagu belanja dalam APBN-P 2015 sebesar Rp 1.984,1 triliun.
Sementara itu, realisasi pendapatan negara pada semester I-2015 atau akhir Juli 2015 mencapai Rp771,4 triliun, atau mencapai 43,8 persen dari target dalam APBN-P tahun 2015 sebesar Rp1.761,6 triun. Dengan realisasi anggaran tersebut, pemerintah mengalami defisit anggaran mencapai Rp 142 triliun, atau 1,22 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). (alx/kcm)