BARCALONA (RRN) - Pembalap Movistar Yamaha Jorge Lorenzo membeberkan kunci kesuksesannya meraih gelar juara dunia MotoGP 2015. Baginya, semangat pantang menyerah menjadi modal Lorenzo mengalahkan rekan setimnya, Valentino Rossi.
Lorenzo mengawali musim ini dengan start yang buruk dan banyak mengalami kendala. Lorenzo hanya bisa finis pada tiga balapan awal di posisi empat dan lima.
Ia berdalih masalah helm saat GP Qatar berlangsung membuat performanya menurun. Kondisi ini berdampak pada posisinya di papan klasemen, yang tertinggal cukup jauh dari Rossi dan Marc Marquez.
"Di Qatar, hal itu terjadi dengan helm di mana saya kehilangan visi di lap terakhir. Di Austin saya lemah dan saya mengambil antibiotik. Di Argentina kami tidak cukup cepat sepanjang akhir pekan dan juga kami memutuskan memilih ban lembut. Itu bukan keputusan yang tepat, karena seharusnya kami menggunakan ban kasar," katanya kepada situs resmi MotoGP.
"Saya kehilangan 29 poin dari pemimpin klasemen, dan saya tahu saya harus bereaksi secepat mungkin, sehingga di Jerez saya hanya mengatakan, 'Ok Jorge, hanya pergi ke sana dan membalap dengan cara terbaik mungkin tanpa berpikir, hanya mempercayai insting Anda," tegasnya.
Pembalap kelahiran Palma 28 tahun yang lalu itu mulai menunjukkan eksistensinya saat balapan di Spanyol. Lorenzo meraih kemenangan pertama tahun ini.
Tren positifnya berlanjut. Selain di GP Spanyol, Lorenzo juga menyabet tiga kemenangan beruntun di Prancis, Italia, dan Katalunya. Sejak saat itu, namanya kembali diperhitungkan sebagai salah satu kandidat juara musim ini.
Sempat tertinggal, Lorenzo akhirnya menyamai poin Rossi (211) ketika meraih kemenangan di GP Republik Ceko. Kendati memiliki poin yang sama, Lorenzo berhak berada di puncak klasemen karena unggul dalam kemenangan (Lorenzo 5 dan Rossi 3).
Kans Lorenzo meraih juara sempat sirna, ketika ia terjatuh di GP San Marino. Namun ia langsung bangkit dan tak pernah absen di podium dalam lima balapan terakhir. Termasuk kemenangan di balapan terakhir di Valencia.
"Ada beberapa poin dari Kejuaraan yang saya percaya sangat sulit untuk dijalani. Yang pertama adalah Argentina, ketika saya masih 29 poin di belakang mereka dan kemudian mungkin yang lain adalah di Misano," lanjutnya.
"Saya sedikit frustrasi, dengan kondisi balapan yang hujan. Tapi kami tidak pernah menyerah dan kecelakaan Misano adalah momen kunci karena saya menyadari bahwa saya hanya perlu fokus untuk menang," tegasnya.
Lorenzo akhirnya keluar sebagai juara MotoGP 2015, setelah unggul lima poin dari Rossi pada klasemen akhir. Ini merupakan gelar ketiganya di kelas utama, selain pada 2010 dan 2012. (MotoGP)