PEKANBARU (RRN) - Sejumlah kalangan merespon negatif rencana kedatangan Presiden Joko Widodo ke Riau, 10 Oktober mendatang. Kedatangan kepala negara dianggap hanya bikin repot tanpa bisa menyelesaikan masalah pokok yang sedang melanda Riau: kabut asap. “Untuk apa presiden ke Riau kalau nantinya tetap tak bisa menghilangkan asap. Masyarakat saat ini bukan perlu ketemu presiden, tapi hanya ingin asap segera hilang,” kritik mantan Menteri Dalam Negeri yang juga tokoh senior masyarakat Riau Syarwan Hamid kepada wartawan.
Menurut Syarwan Hamid, sebagai pemegang kekuasaan Pemerintah, Jokowi hendaknya tidak menganggap enteng permasalah kebakaran hutan dan asap yang sudah menyiksa jutaan masyarakat di Sumatera dan Kalimantan.“Sebagai kepala negara, Jokowi memiliki semua prasarana untuk mengatasi masalah asap. Tinggal sanggup atau tidak dia menggunakan kekuasaannya untuk menyelesaikan masalah asap di Riau. Itu saja persoalannya,” kritiknya lagi.
Mengingat sudah berlarutnya bencana asap di Riau, Syarwan mengingatkan kepada pemerintah untuk tidak lagi banyak bicara dan juga tak sekedar rencana, tetapi harus dalam tataran implentasi langkah penangulangan. Langkah nyata untuk menghilangkan asap yang sudah menimbulkan banyak kesengsaraan masyarakat.
Sebagai informasi tambahan, Presiden Jokowi dijadwalkan ke Riau untuk meninjau langsung bencana asap pada 10 Oktober mendatang. Sebelumnya, rencana presiden datang pada Hari Raya Idul Adha medadak batal. Sebagai pengingat, tahun lalu Jokowi sudah datang ke Riau, tepatnya ke Sungai Tohor, di Kepulauan Meranti. Tujuannya juga sama, meninjau langsung kondisi kebakaran hutan dan lahan, namun faktanya, musibah serupa tetap terulang. (teu/rtc)