JAKARTA (RRN) - Tiga heli BNPB yang seharusnya terbang melakukan pemadaman titik api harus tetap berada di landasan. Penyebabnya, langit Riau dikepung asap pekat. "Kalau kondisi asap pekat dengan jarak pandang tadi pagi 100 meter sampai pukul 08.00 WIB, bagaimana mungkin heli kita bisa terbang," kata Kepala BPBD Riau, Edwar Sanger kepada awak media.
Menurut Edwar, sejak kemarin, tiga heli yang ada di Posko Siaga Darurat di Lanud Roesmin Nurjadin tak bisa bekerja. Jarak pandang di bawah normal yang membuat upaya pemadaman dengan bom air tak bisa dilakukan. "Pukul 10.00 WIB ini saja jarak pandang baru 500 meter. Kondisi itu tidak memungkinkan heli kita bisa melakukan pemadaman lewat udara," kata Edwar.
Edwar menyebutkan, bahwa asap pekat saat ini merupakan kiriman Jambi dan Sumsel. Karenanya diharapkan, semua pihak untuk bisa segera mengatasi kebakaran lahan di daerahnya. "Di wilayah Riau, titik api sudah jauh berkurang. Walau di tempat kita bisa ditangani, kalau provinsi tetangga belum juga teratasi, ya asap akan tetap berada di Riau," kata Edwar.
Sebagaimana diketahui, dalam dua hari terakhir asap menggila di Riau. Ini imbas penanganan pemadaman kebakaran belum berhasil di Sumsel dan Jambi. Imbasnya asap pekat mengepung Riau. Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru sejak kemarin hingga hari ini lumpuh. Tak ada satupun pesawat yang bisa mendarat. (teu/dtc)