NEW YORK (RRN) - Harga minyak naik selama dua hari berturut-turut, didukung oleh reli di Wall Street dan hitungan rig AS yang lebih rendah. Kendati penurunan pengeboran AS adalah yang terkecil dalam empat minggu dan tidak menarik untuk pedagang.
Minyak mentah berjangka membukukan keuntungan dalam sepekan. Namun, beberapa pedagang dan analis ragu bahwa minyak akan terus diperdagangkan lebih tinggi dalam beberapa minggu mendatang karena minimnya permintaan akibat perekonomian global.
"Saya memprediksi harga minyak kembali rendah ke USD40 atau bahkan lebih, pada bulan depan," kata Tariq Zahir, seorang pedagang minyak mentah di Tyche Advisors di Laurel Hollow, New York.
Harga minyak Brent, patokan global untuk minyak, ditutup naik 43 sen atau 0,9 persen menjadi USD48,60 per barel. Reuters melansir, Sabtu (26/9/2015), harga minyak mentah AS ditutup naik 79 sen atau 1,8 persen menjadi USD45,70 per barel. Adapun pada minggu ini, baik Brent dan minyak mentah AS naik sekitar dua persen.
Harga minyak telah berayun dengan liar pada bulan lalu, bergerak sebanyak delapan persen di kedua arah, sebagai tanda-tanda memompa lebih tinggi oleh anggota Organisasi Negara Pengekspor Minyak, yang mengimbangi harapan untuk produksi AS lebih rendah.
Ekonomi melemah di Tiongkok, yang menjadi mesin permintaan komoditas selama lebih dari satu dekade, juga menahan sentimen bullish dari pertumbuhan ekonomi AS stabil dan rebound di saham Wall Street. (mtvn)