TEMBILAHAN (RRN) - Setelah melakukan investigasi dan uji lab terhadap air parit yang digunakan masyarakat untuk mandi dan mencuci, Dinas Kesehatan Indragiri Hilir (Inhil), Provinsi Riau, menemukan bahwa air parit yang setiap hari digunakan masyarakat Desa Tasik Raya, Kecamatan Batangtuaka itu mengandung bakteri Escherichia coli (E Coli).
Seperti yang dikatakan Plt Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Inhil, Saut Pakpahan bahwa, masyarakat menggunakan air tersebut untuk berbagai keperluan mandi dan mencuci. Sehingga, itulah kenapa, banyak masyarakat yang kemudian terserang wabah Muntah berak (Muntaber) yang mengakibatkan satu orang meninggal dunia dan satu orang lainnya meninggal karena diare. ''Masyarakat buang air di parit itu, untuk keperluan mandi dan cuci juga pakai air itu, sehingga bakteri berkembang di sana,'' sebut Saut.
Pihaknya, dikatakan Saut telah memberikan pemahaman kepada masyarakat, agar tidak lagi menggunakan air parit untuk keperluan mandi, cuci dan buang air. ''Di sana ada sumur bor, makanya kita minta, untuk sementara air itu yang digunakan,'' sebutnya.
Namun, saat ini, keadaan di desa tersebut dikatakan Saut sudah membaik, yang mana sebelumnya sebanyak 83 warga sempat menjalani perawatan karena Muntaber. ''Keadaan di sana sudah membaik, masyarakat yang menjalani perawatan juga sudah tidak ada,'' terang Saut. (teu/grc)