RADARRIAUNET.COM: Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Provinsi Riau, Mimi Yuliani Nazir menyebut, jumlah pasien suspect virus corona (Covid-19) per hari ini di Provinsi Riau bertambah menjadi 7 orang di seluruh wilayah Riau.
Adapun 7 pasien ini, yakni empat orang pasien asal Pekanbaru dirawat di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, satu pasien di RSUD Dumai, satu pasien di RS Puri Husada Inhil, dan satu pasien di RSUD Bengkalis.
"Per hari ini sudah ada tujuh pasien suspect corona di Riau. Dan semuanya dalam keadaan baik, sudah ditangani oleh tim medis di ruangan isolasi. Hasil pemeriksaan swab mereka juga sudah dikirim ke Litbangkes Jakarta. Tinggal menunggu hasilnya negatif atau positif," kata Mimi di ruang kerjanya, Senin (9/3) seperti dilansir dari Goriau.com.
Pasien-pasien ini sendiri, kata Mimi, rata-rata berusia 18-58 tahun dan memiliki sejumlah riwayat yang berbeda.
"Pasien yang kami rawat di ruang isolasi ini berusia antara 18-58 tahun, enam laki-laki dan satu perempuan. Riwayatnya kenapa bisa diduga suspect corona juga berbeda-beda," ujarnya.
Dengan keterangan, pasien pertama yang dirawat di RSUD Arifin Achmad merupakan seorang laki-laki yang memiliki riwayat pernah menginap di Malaysia selama satu malam karena batal berangkat umrah.
"Namun, pasien pertama ini juga memiliki riwayat penyakit obstetrics kronis, paru. Jadi untuk mengetahui hasil swab nya bagaimana, harus menunggu kabar dari Litbangkes Jakarta," kata Mimi.
Kemudian, pasien kedua yaitu seorang laki-laki yang dirawat di RSUD Dumai. Ia merupakan operator loading kapal yang bertugas memeriksa bongkar muat kapal yang datang dari luar negeri, baik itu dari kapal dari Hongkong, Filipina dan kapal dari berbendera Marshal Island.
"Pasien kedua ini bekerjanya bongkar muat kapal dari luar negeri. Jadi ketika pas berobat ada gejala-gejala virus corona, kemudian dirujuk untuk diisolasi," sebutnya.
Lalu, pasien ketiga yaitu seorang laki-laki yang bekerja sebagai anak buah kapal (ABK) dan saat itu sempat turun ke Malaysia.
"Pasien ketiga ini anak buah kapal yang riwayatnya ada perjalanan dari Malaysia, dia turun ke pasar Malaysia. Lalu karena ada gejala-gejala suspect corona lalu masuk isolasi," sebutnya.
Selanjutnya, pasien keempat asal Pekanbaru yang dirawat di ruang isolasi RSUD Arifin Achmad yaitu seorang perempuan yang bekerja sehari-hari sebagai asisten rumah tangga.
"Pasien keempat ini bekerja sebagai asisten rumah tangga. Ia pernah kedatangan tamu dari Malaysia. Dari situ, ia merasa ada gejala. Lalu pergi periksa dan diisolasi," ujarnya.
Selanjutnya, pasien kelima asal Pekanbaru yang dirawat di RSUD Arifin Achmad merupakan seorang laki-laki yang baru pulang dari umrah.
"Pasien kelima ini baru pulang dari umrah dan berangkat ke Kuala Lumpur pada tanggal 23 Februari 2020. Dan pulangnya tanggal 5 Maret kemarin. Dia dirujuk langsung oleh KKP," sebutnya.
Lalu, pasien keenam merupakan seorang laki-laki berasal dari Pekanbaru. "Dia dirujuk dari salah satu rumah sakit swasta di Pekanbaru ke RSUD Arifin Achmad," kata Mimi.
Terakhir, pasien ketujuh merupakan seorang laki-laki dan memiliki riwayat pernah berkunjung ke Malaysia.
"Saat ini pasien ketujuh tersebut dirawat di ruangan isolasi RSUD Bengkalis. Kecuali kalau ada hal-hal, baru dirujuk ke tiga rumah sakit rujukan utama di RSUD Arifin Achmad, RSUD Dumai, dan RS Puri Husana Indragiri Hilir (Inhil)," jelas Mimi.
Suspect corona sendiri adalah istilah medis yang berarti seorang pasien mengalami gejala mirip virus corona, tetapi belum bisa dipastikan positif atau negatif.
Semua pasien yang suspect corona ini tidak diperkenankan bertemu orang selain perawat. Kebijakan itu diterapkan guna meminimalisir kontak langsung antara pasien dengan orang lain.
Pengambilan sampel swab atau usap tenggorokan sudah dilakukan dan telah dikirim ke laboratorium Penelitian Pengembangan Kesehatan (Litbangkes) Kementerian Kesehatan, Jakarta untuk diteliti pada pekan lalu. Namun, hasilnya belum keluar.
"Kondisi pasien dalam observasi di ruangan isolasi RS dan sudah diambil swab sampel yang dikirim ke Litbangkes Kemenkes RI," ujarnya.
Direktur RSUD Arifin Achmad, Pekanbaru, Nuzelly Husnedi mengatakan mulai menangani pasien suspect corona sejak Selasa (3/3). Isolasi dan pengambilan sampel telah dilakukan guna memastikan penyakit di dalam tubuh pasien.
Nuzelly tak menyangka proses penelitian sampel pasien suspect corona memakan waktu yang lama. Dia mengatakan itu terjadi lantaran ada begitu banyak antrean.
Menurut dia, proses penelitian sampel pasien ternyata memakan waktu lama karena banyak sampel dari pasien terduga Covid-19 lainnya yang masuk hanya mengizinkan penelitian sampel corona di Puslitbangkes.
"Ternyata yang antre banyak," kata Nuzelly.
Menurut Nuzelly biasanya hasil lab selesai 2-3 hari.
Sebelumnya, Juru Bicara pemerintah khusus penanganan virus corona, Achmad Yurianto mengatakan ada 23 orang berstatus suspect per 8 Maret 2020. ada 1 pasien suspect asal Bandung dan 2 asal Bali, sementara sisanya diisolasi di Jakarta.
"Total yang sudah kita periksa itu ada 620 spesimen. Spesimen yang dikirim dari RS ada 327 dari 63 RS di 25 provinsi. Kemudian dari 327 ini kita tahu ada 4 confirmed positif. Kemudian ada 23 masih suspect," kata Yurianto di Kompleks Kepresidenan, Minggu (8/3).
Yuri juga mengatakan ada 6 orang yang positif mengidap virus corona. mereka dirawat khusus di RSPI Sulianti Saroso, Jakarta.
RR/grc/cnni/zet